Muhammad Ali Wafat
Ternyata, Muhammad Ali Jadi Petinju Gara-gara Sepeda BMX
Namun, Don King merahasiakan hasil medis tersebut, dan pertandingan Ali vs Holmes tetap berlangsung.
Fakta pada 25 Mei 1965, yakni tanding ulang antara Ali melawan Liston yang penuh kontroversi.
Pukulan Ali yang begitu cepat menimbulkan spekulasi di kalangan tinju, yang menyebut pukulan Ali sebagai 'phantom punch'.
Pukulan itu begitu cepat, sehingga tidak tampak mengenai Liston yang roboh.
Banyak isu yang berkembang, termasuk suap dan ancaman orang-orang NOI terhadap Liston dan keluarganya. Tapi, Liston membantah semua itu, dengan menyatakan pukulan Ali menghantamnya dengan keras.
Pada 1967-1970, Ali diskors Komisi Tinju karena menolak program wajib militer pemerintah Amerika Serikat dalam perang Vietnam.
Ungkapannya yang terkenal dalam menolak wamil ini, "Saya tidak ada masalah dengan orang-orang Vietcong, dan tidak ada satupun orang Vietcong yang memanggilku dengan sebutan Nigger!"
Pada 8 Maret 1971, Ali kalah angka dari Joe Frazier di New York, dan harus menyerahkan gelarnya.
Pada 30 Oktober 1974, Ali merebut kembali gelar juara kelas berat WBC dan WBA, setelah menumbangkan George Foreman di Kinsasha, Zaire pada ronde ke 8.
Pada 1 Oktober 1975, Presiden Ferdinand Marcos memboyong pertandingan Ali vs Fraizer III ke kota Manila, Filipina. Ali menang TKO ronde 14 dalam pertandingan yang sangat seru dan menegangkan, bahkan disebut sebagai salah satu "pertandingan tinju terbaik abad ini".
Frazier yang kelelahan akhirnya menyerah, dan tidak mau melanjutkan pertandingan pada istirahat menjelang ronde ke-15.
Setelah itu, saat akan wawancara dengan televisi, Ali terjatuh karena kehabisan tenaga; setelah istirahat beberapa menit, wawancara bisa dilakukan, tapi Ali harus duduk di bangku karena sudah kehabisan tenaga.
Pada 15 September 1978, Ali mengalahkan Leon Spinks dengan angka 15 ronde di New Orleans. Ali mengukuhkan diri sebagai petinju pertama, yang merebut gelar juara kelas berat sebanyak 3 kali.
Pada 6 September 1979, Ali menyatakan mengundurkan diri dari tinju, dan gelar dinyatakan kosong.
Pada 2 Oktober 1980, Ali kembali ke ring tinju, melawan bekas kawan latih tandingnya, Larry Holmes, yang telah menjadi juara dunia kelas berat, dalam pertandingan yang diberi judul "The Last Hurrah".
Dalam pertandingan yang berat sebelah, Ali tidak mampu berkutik, sedang Holmes tampak tidak tega 'menghabisi' Ali yang tak berdaya.