Teroris di Dhaka Pisahkan Sandera yang Tak Bisa Baca Alquran

Tak ada yang menduga, sekelompok pemuda itu ternyata membawa senjata api, sejumlah bom, dan pedang.

Reuters
Seorang korban diselamatkan, Sabtu (2/7/2016), dari penyanderaan oleh sekelompok pria penyerang bersenjata di sebuah kafe atau restoran di Dhaka, Banglades, Jumat malam. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, DHAKA - Sejumlah pria muda berpakaian rapi memasuki restoran the Holey Artisan Bakery, di wilayah Gulshan, Dhaka, Banglades, Jumat (1/7/2016) malam lalu.

Tak ada yang menduga, sekelompok pemuda itu ternyata membawa senjata api, sejumlah bom, dan pedang.

Tak lama setelah itu, tragedi pun terjadi. Sekelompok pemuda itu lalu melakukan penyanderaan terhadap seluruh pengunjung, yang sebenarnya sedang menikmati malam panjang di tempat tersebut.

Ketika penyanderaan selama kira-kira 10 jam berakhir pada Minggu pagi, didapati 28 korban tewas, yang seluruhnya adalah warga negara asing dari luar Banglades.

Seorang warga Banglades yang menjadi saksi dalam peristiwa itu, mengaku mendengar para penyandera mengucapkan kalimat yang mengerikan, di telinga para warga asing itu.

“Kalian semua tak perlu takut, kami datang ke sini hanya untuk membunuh mereka yang bukan muslim," demikian kalimat yang didengar saksi mata itu, seperti dikutip laman Los Angeles Times.

Selama ini, wilayah Gulshan dikenal sebagai kawasan para ekspatriat. Di sana, banyak berkumpul warga asing, termasuk kantor-kantor diplomatik, hotel, dan apartemen.

Kendati demikian, warga Banglades pun bisa bisa menikmati sajian di tempat itu, termasuk di saat bulan suci Ramadan seperti sekarang ini.

Enam penyerang tewas dalam baku tembak dengan pasukan keamanan Banglades, yang melakukan upaya penyelamatan beberapa jam setelah penyanderaan.

Sementara, seorang pelaku penyanderaan ditangkap hidup-hidup.

The Amaq News Agency yang terafiliasi dengan kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), pada Sabtu, merilis sejumlah foto bergambar para pelaku penyerangan, yang dideskripsikan sebagai warga Banglades.

Terlihat, lima orang dengan senyum mengembang berpose di depan bendera ISIS. Mereka pun menyebut orang-orang itu dipersenjatai dengan pisau, parang, senapan serbu, dan granat.

Menanggapi kasus itu, Perdana Menteri Banglades Sheik Hasina Wajed, dalam siaran di jaringan televisi setempat, mengimbau warganya untuk meletakkan kepercayaan di tangan pemerintah.

Dia pun menyatakan hari berkabung nasional selama dua hari ke depan, menyusul insiden itu.

“Kami tak menghendaki teroris hidup di Banglades," kata Hasina.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved