Bocah 8 Tahun Tewas Dibunuh Ibu Kandung, Jelang Ajalnya Terdengar Teriakan Pilu Memanggili Bapaknya

Biasanya menangis saja, tapi pagi tadi (kemarin) teriakannya, pak...bapak..., seperti itu.

Penulis: syamsiralam | Editor: Heribertus Sulis

TERBANGGI BESAR, TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Masyarakat Yukumjaya, Lampung Tengah, geger peristiwa ibu dan anak meninggal secara mengenaskan di dalam rumah, Jumat (15/7). Sang ibu, Yepriana alias Sakiem (50) mengakhiri hidupnya sendiri usai merenggut nyawa anaknya yang masih berusia 8 tahun, Muhammad Khairul Anwar (Irul).

Dugaan sementara, Sakiem bertindak nekat karena frustrasi atas penyakit kanker payudara stadium empat yang dideritanya setahun terakhir.

Insiden ini menyisakan duka mendalam bagi Yanto, suami Sakiem dan ayah dari Irul, yang saat kejadian berada di Bandung. Begitu mendapat kabar duka tersebut, Yanto pun bergegas pulang ke Lampung Tengah.

Yanto pulang dari Bandung menumpangi pesawat. Ia langsung dijemput oleh sanak keluarganya di Bandara Radin Inten II, dan selanjutnya dibawa ke ruang jenazah Rumah Sakit Demang Sepulau Raya (RSDDSR), Lamteng.

Setibanya di RSDDSR sekitar pukul 15.00 WIB, pria yang sehari-hari bekerja sebagai sopir truk itu langsung syok. Ia menangis tersedu-sedu di sisi jenazah anak dan istrinya. Bahkan, Yanto sempat pingsan karena terguncang atas tragedi tersebut.

Yanto mengaku sudah satu pekan tak bertemu dengan istri dan anaknya karena harus membawa truk ke Bandung. Namun, komunikasi Yanto dan Sakiem selalu berjalan baik. Keduanya saling memberi kabar.

"Saya selalu telepon pagi dan malam menanyakan kabar, karena kerjaan saya ya gini, sopir truk. Kemarin malam (Kamis) telepon masih diangkat, tapi sejak pagi tadi saya telepon lagi gak ada yang mengangkat. Dan, diberi kabar kalau istri saya bunuh diri," kata Yanto.

Ia tak menyangka sang istri juga bertindak nekat dengan mengakhiri nyawa anak mereka. "Padahal Irul itu sehat, pintar. Terakhir bertemu dia (Irul) minta dibeliin iPad kalau saya pulang nanti dari Bandung. Kok tega dia (sang istri) gituin Irul juga," terangnya.

Yanto mengaku sudah tahu bahwa istrinya mengidap kanker payudara sejak satu tahun terakhir. Namun, Sakiem selama ini tidak pernah mengeluhkan penyakitnya itu kepada Yanto.

Frustrasi Penyakit
Sementara sejumlah tetangga dan kerabat korban menyebutkan, Sakiem belakangan ini sering bertindak emosional mengurus Irul, anak semata wayangnya hasil dari pernikahan dengan Yanto. Hal itu dilatari dengan seringnya Irul menangis karena dimarahi sang ibu.

"Mungkin karena sang ibu sakit, jadi dia (Sakiem) lebih sedikit emosional (terhadap Irul). Tapi kalau yang kami tahu marahnya sebatas mengingatkan Irul untuk mandi atau kalau dia lama bermain di luar rumah, seperti itu saja," terang Mijo Siswanto, tetangga korban.

Sementara Susi, kerabat korban, menuturkan, Sakiem seperti sudah putus asa dengan hasil kemoterapi yang ia jalani terakhir pada 3 Februari lalu. Menurut keterangan dokter, sambung Susi, kanker yang diderita Sakiem sudah sulit untuk disembuhkan.

Dobrak Pintu
Tragedi Sakiem bunuh diri usai menghabisi sang anak, pertama kali diketahui oleh Supriyanto (anak Sakiem dari pernikahan sebelumnya), sekitar pukul 06.30 WIB. Supriyanto ketika itu datang ke rumah yang ditempati Sakiem dan Irul, untuk mengantarkan sang adik pergi ke sekolah.

"Kalau bapak (Yanto) tidak ada, ya saya yang antar adik saya (Irul) itu ke sekolah setiap hari. Kalau biasanya saya datang pintu selalu dibukakan. Tapi, tadi (kemarin) pintu terkunci dan tidak ada jawaban dari dalam (rumah)," ujar Supriyanto.

Setelah berkali-kali pintu rumah diketuk, Supriyanto mulai diliputi rasa khawatir. Ia akhirnya nekat mendobrak rumah tersebut. Setelah pintu terbuka, Supriyanto sontak kaget melihat Sakiem dan Irul sudah terkapar dengan luka menganga di leher mereka.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved