Pupuk Palsu Diduga Beredar di Lampung Utara
seorang warga di Lampung Utara ditawari produk Pupuk NPK nonsubsidi dengan merek Mutiarah 18 yang diduga palsu.
Penulis: anung bayuardi | Editor: soni
Laporan Reporter Tribun Lampung Anung Bayuardi
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTABUMI - Warga di Kabupaten Lampung Utara diimbau berhati-hati terhadap peredaran pupuk palsu. Pasalnya, seorang warga di Lampung Utara ditawari produk Pupuk NPK nonsubsidi dengan merek Mutiarah 18 yang diduga palsu.
Warsit Umar (60), warga Dusun Bakung Desa Kemala Raja, Kecamatan Tanjung Raja Lampura membeli lima karung (tiap karung berisi 50 kg) dari penjual yang sengaja menyambangi dusun tersebut.
Jumat (29/7) lalu, ketika itu dirinya baru pulang salat Ashar di masjid didatangi penjual pupuk dan ditawarkan NPK dengaan harga Rp 300 ribu per karung. Dilihatnya, di dalam mobil ada 7 karung. "Saya tanya pupuk itu dari mana," kata dia, Minggu (31/7).
Penjual pupuk itu mengatakan, dia berasal dari gudang pupukdi Bukit Kemuning, dan baru mengantarkan pupuk ke gudang pengecerdi Subik, Abung Tengah. "Jadi alasan mereka disisakan 7 karung untuk keuntungan pribadi mereka,”ujar Warsit.
Dijelaskan, saat itu dirinya tidak berminat membeli pupuk tersebut dengan harga yang ditawarkan penjual. Lalu, setelah terjadi negosiasi akhirnya ia membeli 5 karung pupuk seharga Rp 1,1 juta. "Saya bilang tidak ada uang, penjual itu akhirnya menawarkan Rp 1,1 juta untuk lima saknya dan saya beli saja," bebernya.
Jumat malamnya, dirinya menceritakan kepada kawannya. Kemarin penjual itu juga pernah menawarkan, namun kawannya tidak mau membeli. "Saya berfikir ini modus penipuan, saya l pulang ke rumah dan langsung mencoba pupuk itu," ujarnya.
Ketika dilakukan pengujian secara kasat mata pupuk itu ternyata larut dengan air. Padahal, menurutnya, pupuk NPK yang asli tidak larut dengan air.
”Itu sepertinya tanah sama kapur, sedangkan warnanya itu diduga pakai cat tembok. Saya melaporkan ini, agar jangan ada para petani yang tertipu kasian jika sampai tertipu,” bebernya, seraya mengatakan akhirnya ia langsung melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Lampura, Sabtu (30/7).
