Akibat Krisis Ekonomi, Venezuela Tukar Minyak dengan Makanan ke Jamaika
Pada pekan lalu, Pemerintah Jamaika mengumumkan pihaknya akan menyediakan berbagai produk pangan dan jasa ke Venezuela, dengan nilai mencapai 4 juta
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, NEW YORK - Venezuela menjual minyak produksinya ke Jamaika. Sebagai gantinya, Jamaika menyediakan bahan makanan, obat-obatan, peralatan pertanian, dan bahan bangunan.
Pada pekan lalu, Pemerintah Jamaika mengumumkan pihaknya akan menyediakan berbagai produk pangan dan jasa ke Venezuela, dengan nilai mencapai 4 juta dolar AS.
"Anda bisa mengatakan produk pangan dan jasa ini sebagai barter dengan minyak. Terserah pada Venezuela untuk memutuskan, barang-barang apa saja yang mereka butuhkan," jelas Wesley Hughes, CEO PetroCaribe Development Fund milik Pemerintah Jamaika.
Bentuk pembayaran itu merupakan bagian dari pakta perdagangan antara kedua negara.
Hughes bilang, Venezuela belum menyatakan secara spesifik barang-barang yang mereka butuhkan. Hal yang pasti, barang-barang itu setara dengan 4 juta dolar AS.
"Mereka kemungkinan meminta beras dan kacang-kacangan, sebagai bentuk bayaran dari Jamaika. Jamaika sebenarnya juga tidak bisa membayar Venezuela dalam bentuk uang, jadi mereka mengirimkan Venezuela makanan," kata Russ Dallen, managing partner Caracas Capital yang berbasis di Miami.
Kondisi Venezuela saat ini memang sangat menyedihkan. Mereka kekurangan bahan pangan dan obat-obatan. Warga Venezuela harus mengantre selama berjam-jam, untuk membeli bahan pangan, seperti susu, telur, hingga tepung. Seringkali, rak-rak di supermarket tampak kosong.
Tak hanya itu, sejumlah warga lain meregang nyawa akibat minimnya peralatan dan obat-obatan di rumah sakit.
Meski kondisi negaranya sudah memburuk, Pemerintah Venezuela menolak bantuan dari kelompok kemanusiaan internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Amnesty International.
"Bagi mereka, menerima bantuan kemanusiaan berarti mengakui bahwa krisis ini diciptakan sendiri oleh pemerintah," jelas Erika Guevara Rosas, Americas director Amnesty International kepada CNNMoney.
Di sisi lain, Venezuela menerima barang-barang sebagai bentuk pembayaran dari Jamaika. Jamaika sendiri baru saja pulih dari kemerosotan ekonomi, setelah mendapatkan bailout terakhir kali dari Badan Moneter Internasional (IMF) pada 2013 lalu.
Itu bukan pertama kali Venezuela melakukan transaksi nontunai.
Sebelumnya, menurut data Inter-American Dialouge, Tiongkok pernah meminjamkan uang kepada Venezuela senilai 65 miliar dolar AS sejak 2007.
Sebagian dana pinjaman itu dibayar dalam bentuk minyak. Perusahaan minyak BUMN Venezuela, PDVSA rata-rata mengirimkan sekitar 579.000 barel minyak per hari ke Tiongkok pada tahun lalu.
Berdasarkan proyeksi IMF, ekonomi Venezuela merupakan yang terburuk di dunia.
Venezuela diestimasi akan terkontraksi sebesar 10 persen pada tahun ini, dan tingkat inflasi akan meroket hingga 700 persen.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/venezuela_20160803_152528.jpg)