Ibadah Haji 2016

Menabung Sejak 1951, Kakek 95 Tahun Ini Akhirnya Bisa Berangkat Haji

Di rumah sederhananya di Kelurahan Pelandakan, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Ambari tinggal bersama anak semata wayangnya, Asrifa, yang sudah

Rekam Bidik Layar KompasTV
Asrifa (65) sedang memijat bagian kepala Kakek Ambari (95) di salah satu ruang di rumahnya Kelurahan Pelandakan, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Kamis, (4/8/2016). Ambari tercatat Calon Jemaah Haji Tertua Kota Cirebon, dengan kisah menginspirasi yang menabung hampir 70 tahun, lintas generasi sejak Presiden Soekarno hingga Joko Widodo. Hasil dari buruh tani selama puluhan tahun mengantarkan Ambari ibadah ke Tanah Suci September mendatang. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Ambari, seorang kakek berusia 95 tahun di Kota Cirebon, Jawa Barat, akhirnya akan menunaikan ibadah haji pada tahun ini, setelah berikhtiar sejak 70 tahun lalu.

Tahun ini, dia akan berangkat haji dengan didampingi anak satu-satunya.

Meski kualitas tubuh semakin menurun, semangatnya terus berkobar.

Di rumah sederhananya di Kelurahan Pelandakan, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Ambari tinggal bersama anak semata wayangnya, Asrifa, yang sudah berusia 65 tahun.

Asrifa sangat setia menemani sekaligus membantu aktivitas Ambari, agar kondisinya senantiasa terjaga baik hingga menjelang keberangkatan.

Berdasarkan cerita, Asrifa menuturkan, Ambari sudah berniat menunaikan ibadah haji sejak remaja.

Pria kelahiran 1921 kemudian belajar mengumpulkan uang seadanya sejak usia 30 tahun, atau sekitar tahun 1951 silam.

Dia ingin mengikuti langkah almarhum bapaknya, Ahmad.

Cerita Ambari dalam mempersiapkan diri untuk dapat beribadah di tanah suci menjadi inspirasi bagi warga sekitar.

Dari penghasilannya sebagai buruh tani, dia mengumpulkan keping demi keping mata uang.

"Dia nanam singkong, timun, kacang panjang, dan lainnya. Dia jual, sebagian untuk makan lalu sisanya ditabung," kata Asrifa saat berbincang di pelataran rumahnya, Kamis petang (4/8/2016).

Meski demikian, Asrifa juga tak mengetahui detail perjuangan Ambari dalam menabung.

Ibu yang sudah meninggal dunia sekitar tiga tahun lalu, lanjut Asrifa, yang mengetahui kisahnya.

Namun, menurut Asrifa, dia ingat betul cerita ketika ayahnya mengumpulkan uang dari zaman dahulu, saat sudah tidak laku lagi sebagai mata uang, uang itu dijual kepada kolektor dengan harga tinggi.

Ambari kini sudah memiliki keterbatasan saat memberikan keterangan, dan cerita perjuangannya untuk dapat berangkat haji.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved