Tak Kenal dan Tak Tahu Lokasi Padepokannya, Warga Lampung Utara Ini Bisa Tertipu Dimas Kanjeng
Ya saya sudah dapat kabarnya. Mereka (penguikut Dimas Kanjeng) adalah Keliwon Apriyanto, Poniah, dan Tugino.
Penulis: anung bayuardi | Editor: Heribertus Sulis
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTABUMI - Aksi penggandaan uang dilakukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, terdengar hingga ke masyarakat Lampung. Satu di antara warga Lampung yang "terjebak" tipu muslihat Dimas Kanjeng adalah Tugino, warga Dusun III, RT 2, Desa Tulungsingkip, Kecamatan Blambanganpagar, Lampung Utara.
TUGINO mengakui tertarik dengan Dimas Kanjeng yang membuka padepokan di Probolinggo, Jawa Timur. Alhasil, ia pun mengikuti pendaftaran melalui internet.
Tugino mendaftar menjadi "santri" di Padepokan Dimas Kanjeng sekitar bulan Mei 2015 lalu.
"Saya tahunya dari internet dan mendaftar melalui internet. Biaya awalnya itu Rp 200 ribu. Tapi, saya belum pernah ke sana (padepokan)," kata Tugino, saat ditemui Tribun di kediamnanya, Senin (10/10). Saat diwawancara, Tugino didampingi Kepala Desa Tulungsingkip, Riyanto Sengaji.
Tugino menuturkan, biaya pendaftaran itu disebut sebagai uang amanah. Usai mendaftar, Tugino pun diminta datang ke Probolinggo. "Saya belum pernah ke sana. Tidak ada ongkos," ucapnya.
Dia menuturkan, ajaran atau tuntunan yang diterimanya, tidaklah menyimpang. Tugino mengaku hanya diminta mengamalkan istigasah, yasin, solawat nariah, dan bacaan solallahu Muhammad.
"Menurut saya tidak ada yang menyimpang karena ajaran-ajaran yang saya terima cuma membaca itu aja. Dan untuk masalah pengandaan uang itu saya malah belum mendapatkan itu," ujar dia.
Ia mengaku mentransfer uang melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI) Probolinggo. Total, ia sudah transfer uang hingga Rp 500 ribu.
"Sejak pendaftaran itu, sekitar Rp 500 ribu saya sudah menyumbang ke sana," lanjut bapak dua anak itu.
Ketika berita tentang Dimas Kanjeng menjadi heboh di media massa, Tugino pun mengaku kaget. Ia tak menyangka Dimas Kanjeng melakukan penipuan modus penggandaan uang dan pembunuhan terhadap dua pengikutnya.
"Saya menyesal juga mendaftar sebagai pengikut Dimas Kanjeng di padepokan itu," ujarnya.
Sementara Kepala Desa Tulungsingkip, Riyanto Sengaji, mengakui bahwa dirinya sudah mendapatkan kabar dari aparat Polsek Abung Selatan, dan Bagian Kesbangpol Pemkab Lampung Utara bahwa warganya ada yang telah terdaftar sebagai pengikut di padepokan Dimas Kanjeng.
"Ya saya sudah dapat kabarnya. Mereka (penguikut Dimas Kanjeng) adalah Keliwon Apriyanto, Poniah, dan Tugino. Tapi, Keliwon dengan istrinya itu sudah pindah ke Jawa sejak 2014 lalu," kata Riyanto Sengaji.
Sebelumnya, Kepala Dinas Sosial Lampung Satria Alam menyebutkan ada tujuh orang warga Lampung yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng.
"Mereka (tujuh warga) ini belum bersedia didata. Yang sudah ketahuan itu ada satu orang, Rizal namanya. Tapi itu dia (Rizal) juga ngga mau (didata). Malu katanya," ujar Satria melalui ponsel, Minggu (9/10).