Tipu-Tipu Pengecer Dapatkan Premium

Awal Oktober ini, Hiswana Migas Provinsi Lampung telah membuat surat keputusan bersama dengan seluruh pengusaha SPBU

Penulis: Gustina Asmara | Editor: soni
TRIBUN LAMPUNG/GUSTINA ASMARA
JUAL PREMIUM - Pengecer menjual premium dengan tangki berlabel "pertamini" di daerah Tanjungsenang, Bandar Lampung, Kamis (27/10). 

Sulit Diawasi

Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Provinsi Lampung Budiono mengaku, saat ini masih kesulitan mengawasi aksi tipu-tipu mengecor premium ke tangki motor atau mobil. Menurut dia, agak sulit membedakan orang yang memang ingin membeli premium untuk kendaraannya atau cuma modus saja dengan tujuan untuk dijual lagi.

"Memang pastinya ada saja usaha-usaha orang untuk mendapatkan premium itu dengan cara-cara yang tidak baik. Seperti dengan berpura-pura mengisi untuk kebutuhan mobil atau motornya. Namun tentu kita susah membedakan orang yang benar-benar membeli untuk mengisi motor atau mobilnya atau untuk dijual lagi," jelasnya, Kamis (27/10/2016).

Terkecuali jika tangki minyak mobil atau motor tersebut sudah dimodifikasi, maka pihak SPBU pasti mengetahuinya. "Jadi, misal harusnya tangki BBM mobil A itu isinya 40 liter, tiba-tiba dia isi 80 liter, operator di SPBU pasti tidak akan mau melayani," ujarnya. Namun, kalau pengguna kendaraan itu mengisi normal, agak sulit membedakannya. Menurut Budiono, kalaupun ada aksi- aksi mengakali itu, pasti sangat kecil sekali.

Dikatakannya, saat ini justru masyarakat harusnya lebih hati-hati beli premium di pengecer. Sebab, telah beredar minyak oplosan dari Palembang yang disebut Cong. Minyak itu dioplos dengan premium atau pun solar. Secara kasat mata, warnanya sama dengan premium atau solar asli. Namun, kalau dipakai di kendaraan bisa merusak mesin. "Kalau di SPBU, kita memiliki alat untuk mengukur berat jenisnya, sehingga tahu apakah itu premium asli atau bukan," jelasnya.

Sales Eksekutif Retail Pertamina Bandar Lampung Sindhu Prio menuturkan bahwa sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan terkait aksi tipu-tipu itu. Saat ini, pihaknya dalam tahap menertibkan pembelian premium di SPBU dengan jeriken.

"Kalau razia ke PBU-SPBU, kita lakukan rutin. Tapi kalau sampai razia ke masyarakat, itu bukan kewenangan kita. Nah, jika ada SPBU yang melayani pembelian dengan jeriken, akan dikenakan sanksi sesuai kesepakatan bersama yang sudah dibuat," ujarnya.

Menurutnya, jika ada oknum-oknum yang melakukan aksi tipu-tipu untuk mendapatkan premium di SPBU, maka bisa dirazia oleh pihak terkait lain, misal kepolisian. Sementara itu, jika ada SPBU yang melayani pembelian dengan jeriken atau melakukan penyelewengan lain, maka akan diberikan pembinaan oleh Pertamina.

"Biasanya, SPBU yang sedang dalam pembinaan itu dipasangi spanduk yang bertuliskan bahwa sedang dalam pembinaan. Ini salah satunya terjadi pada SPBU di Lempasing. Namun sekarang sudah selesai persoalannya," ujar dia.

Perbanyak SPBU

Menurut pengamat ekonomi dari Universitas Bandar Lampung Erwin Octavianto, pelarangan pembelian premium dengan jeriken mungkin bisa diterapkan di Kota Bandar Lampung. Karena jumlah SPBU-nya banyak dan cukup merata. Namun, di kabupaten-kabupaten, yang akses terhadap SPBU-nya sangat terbatas, kebijakan tersebut agak sulit untuk diterapkan.

"Di kabupaten-kabupaten jumlah SPBU-nya bisa dihitung dengan jari. Sementara premium adalah BBM yang paling murah. Dengan kondisi itu, pengecer tentu akan berupaya mendapatkan premium dari SPBU," kata dia.

Karena itu untuk menekan aksi tipu-tipu dari pengecer, maka akses terhadap SPBU harus diperbanyak. "Jadi jumlah SPBU di kabupaten-kabupaten itu harus diperbanyak. Sehingga, pembelian di pengecer berkurang. Dengan sendirinya, jumlah pengecer juga akan berkurang," ujarnya.

Selain itu, menurut Erwin, pemerintah tetap harus menyediakan BBM yang harganya terjangkau masyarakat kelas menengah ke bawah. "Karena jika sewaktu-waktu terjadi kenaikan harga minyak dunia yang berimbas pada harga BBM non subsidi, maka masyarakat menengah ke bawah akan terkena dampaknya," kata dia.(gustina asmara)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved