Porseni Sumpah Pemuda di Pringsewu: Agama Boleh Beda, Bergaul Harus Mengutamakan Kebersamaan

Agama boleh saja beda, dan suku boleh saja beda. Tapi, lanjut dia, dalam bergaul harus dikedepankan kebersamaan.

Tribun Lampung
Puncak peringatan hari Sumpah Pemuda di Pekon Panutan, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Bergaul dengan orang banyak itu merupakan sebuah keharusan, baik itu orang  yang berbeda suku, dan agama. Cara bergaul demikian merupakan wujud pergaulan yang ke Indonesiaan.

"Orang muda harus bisa mewujudkan pergaulan yang ke-Indonesiaan," ujar anggota DPD RI Anang Prihantoro dalam kuliah tujuh menit (kultum), Sabtu (29/10) dalam acara puncak peringatan hari Sumpah Pemuda, di Pekon Panutan, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu.

Kegiatan yang dikemas dalam Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Lintas Agama ini diprakarsai oleh orang muda katolik (OMK) Gereja Santa Maria Diangkat ke Surga Pekon Panutan. Acara kultum ini dihadiri pemuda dari agama lain, seperti Islam, Kristen dan Hindu.

Anang menyampaikan bahwa agama boleh saja beda, dan suku boleh saja beda. Tapi, lanjut dia, dalam bergaul harus dikedepankan kebersamaan. Dia menuturkan,  kegiatan Porseni Lintas Agama ini merupakan wujud kebersamaan.

Bergaul itu, menurut dia,  saling menghargai. Sehingga perbedaan tidak menjadi alasan untuk  tidak bersama-sama. Oleh karena itu, dia berharap, kegiatan serupa bisa dilaksanakan di kemudian hari oleh unsur lainnya.

Anang mengatakan, apa bila sudah ada yang siap melaksanakan kegiatan serupa, sehingga unsur yang berbeda mendukung. Anang menyampaikan  pemuda adalah generasi bangsa. Dia berharap pemuda bisa mempersiapkan diri untuk kebaikan di masa datang.

Sehingga bisa menjadi contoh dan bermanfaat bagi masyarakat banyak. Kalaupun hari ini pemuda tergelincir dengan  pergaulan bebas, minuman keras dan narkoba sudah barang tentu tidak bisa menjadi harapan di massa datang.

Maka dari itu, dia  berpesan supaya pemuda tidak iseng dengan narkoba dan pergaulan bebas. Kepala Polsek Pagelaran AKP Heri Sugito yang juga memberikan kultum di kegiatan tersebut mengingatkan, bahwa  narkoba itu bisa masuk melalui pintu mana saja.

Baik dari pemuda lintas agama, atau dari golongan mana pun. Menurut Heri, dengan narkoba bukan  kesenangan saja yang didapat. Bahkan ada yang memanfaatkan  sebagai pendoping kerja saja.

Namun, bahaya negatifnya akan menjadi ketergantungan dan menjadi bisnis orang-orang yang ilegal.

"Oleh karena itu, saya mohon kepada yang muda dan tua harus mengatakan tidak untuk narkoba," tegas kapolsek yang juga menginformasikan, bahwa presiden telah menyatakan darurat narkoba.

Ia pun meminta supaya pemuda menyampaikan kepada polisi apa bila mengetahui soal peredaran atau penyalah gunaan narkoba.

Terpisah, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Pringsewu Fajar Fakhlevi mengatakan bahwa kata pemuda kini telah mengalami pergeseran makna. Dulunya memuat dimensi politis, kini menjadi 'Remaja' yang berkutat dengan gaya hidup.

"Jika dulu para pemuda gemar memperjuangkan hak-hak rakyat, berkutat dengan politik, bergulat dengan problem sosial, tapi kini pemuda atau remaja lebih sering disibukkan dengan kehidupan pribadi," ujarnya.

Sehingga, kata Fajar, kebanyakan pemuda  sibuk dengan urusan cinta, sibuk dengan mencari harta dan jabatan semata,  hiburan dan hura-hura. Oleh sebab itu, Fajar menilai selayaknya merekonstruksi kembali kaula muda ini.

Caption : Anggota DPD RI Anang Prihantoro dan Kapolsek Pagelaran AKP Heri Sugito bersama tokoh dan pemuda lintas agama bergandengan tangan dalam rangka menunjukkan kebersamaan di acara peringatan Sumpah Pemuda, Pekon Panutan Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved