Anak Perempuan Anda Berubah Jadi Tomboi? Mungkin Ini Penyebabnya
Slordig berasal dari bahasa Belanda, yang memiliki arti sikap tidak peduli, tampil apa adanya, cuek, bahkan terkesan jorok.
Akan tetapi, lingkungan sekitar juga memiliki pengaruh yang besar. Contohnya, pertemanan anak-anak dan sosok yang diidolakan.
Selain itu, perlu diperhatikan penyebab lain seperti kemungkinan menyontoh lingkungan dari orang terdekat, serial teve, teman-teman di lingkungannya yang mayoritas laki-laki. Atau bisa juga disebabkan oleh komentar negatif yang didapat anak saat mengenakan pakaian feminin.
“Maka perlu diingat para orangtua, memberi komentar baik negatif maupun positif dapat sangat membekas dalam ingatan anak. Maka sebelum mengeluarkan komentar, hendaklah dipikirkan terlebih dahulu."
Selain itu, "Kita tidak bisa membatasi pergaulan anak, sehingga kita harus menanamkan pondasi yang kuat agar anak memiliki self concept yang positif. Dengan demikian, mengurangi kemungkinan anak dapat pengaruh yang negatif dari luar,” tegas Dani.
Bagaimana cara terbaik menyikapinya?
1. Kontrol Emosi
Dengan kontrol emosi yang baik maka ekspresi emosi yang ditampilkan juga akan baik, sehingga sikap dan perilaku ibu akan membuat nyaman orang di sekelilingnya, khususnya anak.
2. Buat Anak Nyaman
Buatlah anak nyaman jika bersama ibu maupun ayah. Buat iklim di dalam keluarga menjadi keluarga yang hangat, nyaman, sehingga anak dapat mengungkapkan ekspresi emosinya dengan tepat. Salah satu cara agar anak nyaman bila berada di sekitar orangtua adalah menanamkan rasa percaya (trust).
3. Komunikasi
Jika sudah ada rasa percaya, maka komunikasi antara anak dengan orangtua akan berjalan dengan baik. Melalui komunikasi pula, kita dapat mengetahui sejauh mana kemampuan berpikir anak dan pemahamannya.
Sehingga jika kita menemukan indikasi yang tidak sesuai, maka segera dapat menentukan intervensi apa yang paling sesuai dengan anak, termasuk norma-norma yang berlaku di masyarkat.
4. Memberi Contoh
Cara agar anak mau bersikap atau melakukan apa yang diminta/diajarkan orangtua adalah dengan cara modelling dan penerapan reward. Contoh, ibu selalu menjadi role model anak perempuannya. Berpakaian rapi, wangi, bersih, melibatkan anak di setiap kegiatan ibu seperti berbelanja, memasak, dan merapikan kamar.
Jadi ibu tidak hanya memberikan perintah, melainkan ikut serta dalam kegiatan. Namun apabila anak sudah mulai terbiasa dan mulai tumbuh kesadaran dirinya maka ibu sudah tidak perlu terlibat lagi.