Pesawat Polri Hilang Kontak

AKP Safran, Sang Polisi Pilot Helikopter Korban Pesawat Jatuh yang Ingin Punya Rumah di Lampung

Saya juga pengen sih punya rumah di Lampung. Kok kayaknya enak ya tinggal di sini.

@TwetPolisi
AKP Safran mencium putri tercintanya sebelum terbang. 

Sempat Cium Putrinya

Safran dikenal memiliki kemampuan ganda di dunia dirgantara. Bapak dua anak ini bisa menerbangkan pesawat sejenis Cassa maupun helikopter.

Sebelum terbang, Safran sempat mencium putrinya. Foto itu diunggah oleh @twet_polisi dan beredar luas di media sosial.

Rekan satu angkatan Safran yakni Komisaris dr Mansuri yang bertugas di RS Bhayangkara Palembang, menuturkan rekannya merupakan Lulusan Sumber Sarjana Polri tahun 2004 yang berasal dari Palembang.

"Memang Safran dari sekolah penerbangan dan usai lulus pendidikan Sumber Sarjana langsung ke penerbangan di Mabes Polri. Selama pendidikan memang memegang pesawat berbadan kecil seperti yang hilang kontak saat ini. Tetapi ia kembali menempuh pendidikan untuk menjadi pilot helikopter dan memang biasa menerbangkan helikopter Polri," ujar Mansuri kepada wartawan Tribun Sumsel.

Informasi yang diperolehnya dari sesama rekan satu angkatan, Safran rencananya ditugaskan atau BKO ke Polda Sumsel untuk menggantikan crew helikopter milik Polda Sumsel. Setiap beberapa bulan, memang biasa dilakukan change crew atau pergantian kru helikopter di setiap polda.

Safran dijadwalkan tiba di kota kelahirannya selama beberapa bulan untuk menerbangkan heli milik Polda Sumsel.

Namun nasib berkata lain. Sebelum tiba di Palembang, pesawat yang ditumpanginya hilang kontak saat menuju Batam. Kabar hilang kontak pesawat Sky Truck tersebut membuat rekan-rekan satu angkatan Safran menjadi khawatir.

"Satu angkatan kami itu ada 150 orang, baik dari dokter, pilot, mekanik dan jurusan lainnya. Kalau untuk pilot dan mekanik pesawat dan helikopter sebanyak 17 orang, termasuk Safran," cerita Mansuri.

Kekhawatiran Mansuri terhadap pesawat yang ditumpangi Safran dan kru lainnya bukan tanpa alasan. Beberapa bulan lalu rekan Safran dan Mansuri juga meninggal karena pesawat yang ditumpanginya jatuh di Papua yakni Iptu Bayu.

Mansuri juga menceriterakan bahwa istri Safran juga anggota Polri yang bertugas di Brimob Kelapa Dua Jakarta berpangkat AKP. Menurutnya, Safran jarang pulang ke Palembang lantaran tugasnya selalu berpindah-pindah.

"Jadi kami juga jarang bertemu, kalau ketemu dan berkumpul saat semuanya lepas dinas," ujarnya.

Kasat Polair Polresta Palembang Kompol CS Panjaitan yang juga rekan satu angkatan Safran terkejut mendapat informasi babhwa AKP Safran berada dalam pesawat nahas tersebut.

"Biasanya kalau rekan satu angkatan mau ke Palembang, telepon dahulu mengabarkan akan ke Palembang. Namanya teman, kalau ada teman seangkatan mau ke Palembang pasti senang dan biasanya kami ajak berkumpul. Tetapi, Safran ini tidak memberitahu kami kalau mau ke Palembang. Apalagi mau di BKO kan ke Polda Sumsel," ujarnya.

Lima rekan Safran yang bertugas di Polda Sumsel begitu mendengar kabar pesawat Polri jatuh, langsung mencari kebenaran informasi. Mereka baru yakin Safran menjadi korban pesawat nahas itu setelah rekannya di Mabes Polri menginformasikan secara lengkap.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved