Terduga Teroris di Bekasi Dibekuk

Teroris Jaring Pengikut Wanita dengan Modus Menikah

Empat wanita ikut ditangkap Densus 88 lantaran diduga masuk dalam jaringan teroris pimpinan Nur Solihin yang berniat meledakkan Istana Merdeka.

Editor: soni
TribunSolo.com
Tim Densus Anti-Teror 88 Mabes Polri menggeledah rumah terduga teroris Nur Solihin, di Kampung Griyan RT 008/010, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo, Minggu (11/12/2016) siang. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - ‎Empat wanita ikut ditangkap Densus 88 lantaran diduga masuk dalam jaringan teroris pimpinan Nur Solihin yang berniat meledakkan Istana Merdeka.

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan di Indonesia, merekrut perempuan untuk ikut langsung aksi teroris memang modus baru.

Namun di negara-negara lain seperti di India, Afganistan maupun Irak, ‎kaum perempuan dilibatkan dalam aksi teror sudah pernah terjadi.

Lebih lanjut, Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar mengatakan ada beragam modus yang digunakan jaringan teroris untuk merekrut kaum perempuan.

"‎Perekrutan bisa melalui berbagai cara, seperti dengan komunikasi, pergaulan biasa, dialog, menyamakan pemahaman, sampai targetnya terpengaruh dan terekrut," kata Boy Rafli Amar, Sabtu (17/12/2016).

Boy Rafli Amar melanjutkan modus lain yang patut diwaspadai yakni selain direkrut oleh sesama wanita, bisa juga wanita tersebut dinikahi oleh pelaku teror.

Seperti yang terjadi di jaringan teroris bekasi, dimana pimpinan kelompok Nur Solihin menikahi Dian Yulia Novi sebagai istri kedua, dan Dian Yulia Novi dipersiapkan untuk menjadi calon pengantin yang akan melakukan aksi bom bunuh diri di Istana Merdeka.

"Bisa direkrut melalui perantara wanita, kemudian bisa juga dengan modus pernikahan ternyata ada niat lain di baliknya," kata jenderal bintang dua ini.

‎Untuk diketahui salam satu minggu ini, sebanyak empat perempuan ditangkap Densus 88 karena diduga terlibat aksi teror.

Penangkapan pertama yakni pada calon pengantin yang akan meledakkan diri di Istana Merdeka, Dian Yulia Novi.

Penangkapan kedua pada Arinda Putri Maharani yang adalah istri dari Nur Solihin, karena mengetahui keberadaan bahan peledak dan pembuatan bom.

Termasuk juga memfasilitasi penerimaan uang untuk membuat bom.

Penangkapan ketiga pada ‎seorang ibu rumah tangga berinisial TS alias UA‎ di Tasikmalaya yang diduga berperan ‎menawarkan jihad pada Dian Yulia Novi.

Selain itu, TS alias UA juga‎ memberikan motivasi serta mempertemukan Dian Yulia Novi dengan terduga teroris Nur Solihin yang ditangkap di bawah Fly Over Kalimalang.

Terakhir, perempuan yang ditangkap yakni Ika Puspitasari, di Purworejo‎ pada Kamis 15 Desember 2016 saat mempersiapkan kegiatan Maulud Nabi Muhammad SAW.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved