Dikira Monyet, Pria Ini Tembak Sepupunya Hingga Tewas
“Saya benar tidak sengaja, saya sudah bidik pakai keker, memang itu monyet, ada kelihatan ekornya, tapi waktu saya lihat pas jatuh malah sepupu saya
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, SINGARAJA - Polisi melakukan rekontruksi kasus penembakan Wayan Suarca (49) oleh Ketut Agustina alias Nyengkrut (36) di perkebunan Pangkung Bebek, Desa Pucaksari, Kecamatan Busungbiu, Buleleng, Bali, Selasa (31/1/2017).
Suarca tewas ditembak Suarca dengan luka tembak di bagian belakang kepalanya karena dikira seekor monyet saat memetik janur di atas pohon kelapa perkebunan tersebut, Jumat (27/1/2017) lalu sekitar pukul 09.00 Wita.
Rekontruksi yang dimulai pukul 09.00 Wita ini memperagakan 18 adegan mulai dari Nyengkrut berangkat dari rumah sampai Suarca jatuh usai ditembak.
Pelaku ketika itu diperagakn sendiri oleh Nyengkrut yang ketika itu berbaju tahanan jingga mendapatkan pengawalan ketat dari kepolisian dan pecalang.
Jalannya rekontruksi ini mendapatkan pengawalan ketat dari kepolisian dan pecalang setempat.
Warga tidak diperkenankan menyaksikan jalannya rekontruksi yang berada di tengah perkebunan, sekitar satu kilometer dari pemukiman warga.
Nyengkrut selama proses rekontruksi lebih banyak terdiam dan menurut ketika diminta memperagakan setiap adegan.
Dia mengaku tidak sengaja menembak Suarca yang tak lain adalah saudara sepupunya sendiri.
Meskipun ketika itu senapan angin yang digunakannya menggunakan teleskop, ia melihat jelas bahwa Suarca seekormonyet.
Bahkan ia melihat ekor monyet tersebut.
“Saya benar tidak sengaja, saya sudah bidik pakai keker, memang itu monyet, ada kelihatan ekornya, tapi waktu saya lihat pas jatuh malah sepupu saya,” ungkapnya.
Kapolsek Busungbiu, AKP I Nengah Muliadi mengatakan, dari 18 adegan itu, Nyengkrut menembak Suarca ditunjukkan pada adegan 10.
Ketika itu Nyengkruk memperagakan adegan membidik hingga menembak dari jarak sekitar 75 meter ke arah pohon kelapa setinggi delapan meter yang berada dibalik rerimbunan pohon cengkeh.
Saat itu, Nyengkrut bersama teman-temannya pergi ke perkebunan itu bersama sejumlah temannya untuk membuat arang dari kayu.
Namun di tengah perjalanan, ia yang membawa senapan angin meninggalkan rombongan teman-temannya ketika melihat seekor monyet melompat dari satu pohon ke pohon lain.
Ia lalu pergi mendekat ke arah monyet itu.
Ketika itu ia melihat monyet itu berada di pohon kelapa dibalik rerimbunan pohon cengkeh.
Tidak lama menunggu dibidiknya monyet itu tepat di kepalanya.
Sesaat kemudian terdengar suara terjatuh dan ia meyakini bahwa itu suara monyet jatuh setelah ditembaknya.
Saat didekati sumber suara terjatuh itu, ternyata ia justru mendapati tubuh Suarca tergeletak di atas tanah, dan bukannyamonyet
Ia gerakkan tubuh itu dna diangkatnya kepalanya, dan pada bagian kepala belakang terdapat darah segar keluar dari luka tembaksenapannya.
Rupanya dia menembak Suarca yang ketika itu sedang mencari janur di atas pohon kelapa.
Merasa cemas, dia lalu meminta bantuan kepada teman-temannya yang masih berada di tengah perkebunan.
Saat kembali didatangi, Suarca telah tewas. Jenazahnya lalu dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan. (*)