Pensiunan Tentara Diduga Terlibat dalam Pembunuhan Pengacara Muslim Myanmar

Ko Ni (65), penasihat hukum partai pimpinan Aung San Suu Kyi, ditembak dari jarak dekat, dan tewas seketika di Bandara Yangon pada 29 Januari lalu.

AFP
Ribuan orang memadati prosesi pemakaman tokoh Muslim Myanmar yang tewas ditembak, Ko Ni, di pemakaman di Yangon, Senin (30/1/2017) 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, YANGOON - Kantor Kepresidenan Myanmar, Rabu (15/2/2017), menuding seorang mantan perwira angkatan darat, memerintahkan pembunuhan seorang pengacara muslim ternama.

Ko Ni (65), penasihat hukum partai pimpinan Aung San Suu Kyi, ditembak dari jarak dekat, dan tewas seketika di Bandara Yangon pada 29 Januari lalu.

Kantor Presiden Myanmar menyebut, Aung Win Khine (45), pensiunan letnan kolonel AD, sebagai orang yang memerintahkan pembunuhan tersebut.

Sementara, sang penembak Kyi Lin (53), ditahan di bandara setelah mencoba melarikan diri, setelah membunuh Ko Ni.

Tersangka kedua, Aung Win Zaw, saudara dari sang mantan letkol, ditahan sehari setelah pembunuhan itu, saat mencoba kabur dari negara bagian Kayin di wilayah selatan Myanmar.

Kantor Presiden Myanmar menambahkan, kepolisian saat ini sedang berupaya untuk menangkap Aung Win Khine.

Pembunuhan Ko Ni di bandara memicu kekhawatiran di tengah masyarakat, di saat ketegangan antaragama masih terus berlangsung di negara bagian Rakhine.

Kasus itu juga mengguncang lingkaran elite politisi negeri itu.

Karena, Ko Ni adalah pakar konstitusi yang sedang bekerja untuk mengamandemen jatah 25 persen kursi parlemen untuk militer.

Menurut sumber yang dekat dengan partai Liga Nasional Demokrasi (NLD), Ko Ni memberikan nasihat kepada Suu Kyi dalam sejumlah hal penting.

Satu bentuk nasihat Ko Ni adalah diciptakannya posisi konselor negara untuk Suu Kyi, karena konstitusi Myanmar membuatnya tak bisa menjadi presiden negeri itu.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved