Berita Terkini Nasional

Nitrit di Menu MBG Lembang Jadi Penyebab Puluhan Siswa Keracunan

Ternyata bukan karena kualitas air seperti dugaan awal, melainkan karena tingginya kadar nitrit dalam makanan.

Editor: taryono
Tribunlampung.co.id/Fajar Ihwani Sidik
PENYEBAB KERACUNAN – (Ilustrasi). Nitrit di Menu MBG Lembang Jadi Penyebab Puluhan Siswa Keracunan. 

Ringkasan Berita:
  • Penyebab keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Lembang, Bandung Barat, bukan karena air, melainkan tingginya kadar nitrit dalam makanan. 
  • Temuan ini diungkap Tim Investigasi Independen Badan Gizi Nasional (BGN). 
  • Kandungan nitrit terdeteksi pada menu MBG dari SPPG Kayu Ambon dan Cibodas 2, seperti tumis pakcoy, nasi putih, serta tumis wortel dan kembang kol, berdasarkan hasil uji Labkesmas Bandung Barat.

Tribunlampung.co.id, Bandung - Penyebab keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat pada Oktober lalu, ternyata bukan karena kualitas air seperti dugaan awal, melainkan karena tingginya kadar nitrit dalam makanan.

Temuan ini diungkap oleh Tim Investigasi Independen Badan Gizi Nasional (BGN) sebagaimana dilansir dari Tribunews.com.

"Hasil ini berdasarkan rapid test dan uji air bersih dari Labkesmas Bandung Barat, serta penjelasan dari Kepala SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi)," ujar Ketua Tim Investigasi Independen BGN, Arie Karimah Muhammad, di Jakarta, Minggu (9/11/2025).

Tim Investigasi menemukan kandungan nitrit pada hidangan Program MBG yang berasal dari SPPG Kayu Ambon dan SPPG Cibodas 2, Bandung Barat.

Di SPPG Kayu Ambon, nitrit positif terdeteksi pada menu tumis pakcoy yang merupakan sisa makanan di sekolah.

Menu MBG di sekolah tersebut terdiri dari nasi putih, ayam betutu Bali, tahu goreng, tumis pakcoy bawang putih, dan pisang.

Sementara itu, di SPPG Cibodas 2, nitrit positif ditemukan pada nasi putih, tumis wortel, jagung mini putren, dan kembang kol, baik pada bank sampel maupun sisa makanan di sekolah.

Menu MBG di sekolah itu adalah nasi putih, ayam giling bola-bola, tumis wortel, jagung mini putren dan kembang kol, serta buah lengkeng.

“Hasil uji fisik, kimia, dan mikrobiologi air bersih di kedua SPPG tersebut semuanya memenuhi standar,” tambah Arie.

Kandungan nitrit pada menu dari SPPG Cibodas 2 lebih tinggi dibandingkan SPPG Kayu Ambon.

Hal ini menjelaskan mengapa jumlah siswa yang mengalami gejala keracunan dari Cibodas 2 lebih banyak, yaitu 236 orang, dibandingkan 44 orang dari Kayu Ambon.

Menu dari Cibodas 2 diketahui selesai dimasak sekitar pukul 02.00 dini hari dan baru dikirim ke sekolah pada pukul 06.30.

Jeda waktu ini dinilai cukup untuk memicu peningkatan kadar nitrit di dalam sayuran, akibat proses perubahan alami nitrat menjadi nitrit pada suhu kamar.

Arie menjelaskan, ada korban yang mengalami diare, yang berarti bakteri bukan penyebab utama. 

"Kondisi ini makin menguatkan nitrit, menjadi penyebab utama,” jelas Arie.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved