Berita Terkini Nasional

Polisi Hentikan Kasus Dugaan Kekerasan Siswi SD di Palembang, Mata Merah Bukan Akibat Pukulan

Polisi menghentikan penyelidikan dugaan kekerasan terhadap siswi kelas satu SD Negeri 150 Palembang di Kelurahan Pulo Kerto.

Editor: taryono
Kolase instagram/sripo
MATA SISWI LEBAM - Siswa SD F dan ibunya. Polisi Hentikan Kasus Dugaan Kekerasan Siswi SD di Palembang, Mata Merah Bukan Akibat Pukulan. 

Ringkasan Berita:
  • Polisi menghentikan penyelidikan dugaan kekerasan terhadap siswi SD Negeri 150 Palembang, F (7), setelah hasil visum tidak menunjukkan tanda kekerasan. 
  • Kasus ini dilaporkan ibu korban, Erna, yang curiga anaknya dipukul guru karena mata merah sepulang sekolah. 
  • Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono menjelaskan, mata merah F disebabkan batuk yang dideritanya sebulan terakhir, bukan akibat kekerasan fisik.

Tribunlampung.co.id, Palembang - Polisi menghentikan penyelidikan dugaan kekerasan terhadap siswi kelas satu SD Negeri 150 Palembang di Kelurahan Pulo Kerto, Kecamatan Gandus, Palembang, inisial  F (7).

Kasus tersebut sebelumnya dilaporkan ibu korban bernama Erna.

Dia awalnya mencurigai anaknya dipukul guru hingga matanya merah sepulang sekolah.

Melansir Tribun Sumsel, Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihhartono, menyatakan tak ada tanda kekerasan yang dialami F sehingga proses penyelidikan dihentikan.

"Hasilnya (visum) tak ditemukan adanya bekas kekerasan benda tumpul maupun benda tajam serta goresan yang menyebabkan mata merah pada korban," ungkapnya, dikutip dari TribunSumsel.com.

Ia menerangkan korban sempat mengalami batuk selama sebulan sehingga matanya merah.

"Dengan tanda bintik merah dan mengalami batuk rejan ini yang menyebabkan mata merah seperti lebam pada korban, sehingga dari hasil pemeriksaan dokter dipastikan korban mengalami gejala pertusis," sambungnya.

Batuk rejan atau sering disebut pertusis merupakan infeksi bakteri pada saluran pernapasan yang sangat menular dan ditandai dengan batuk keras berkepanjangan disertai suara tarikan napas melengking.

Setelah penyelidikan dihentikan, pihak sekolah tidak membuat laporan balik sehingga kasus dapat selesai tanpa ada aksi saling lapor.

Ia berharap masyarakat tidak menyebar informasi yang belum valid dan menunggu hasil penyelidikan kepolisian.

"Bijak menggunakan media sosial dengan menyebarkan berita yang belum pasti kebenarannya, sehingga tidak menimbulkan kegaduhan di masyarakat," tandasnya.

Sementara itu, Kepala SDN 150 Palembang, Eka Octa Nugraha, mengaku belum mendapat kabar kondisi F setelah dirawat di RSUD Palembang Bari.

"Kami belum bisa kasih keterangan lebih lanjut nanti kalau sudah ada surat resmi pihak terkait, untuk meyakinkan. Kalau memang begitu (sudah pulang)ya Alhamdulillah," katanya.

Setelah penyelidikan dihentikan, ia mengapresiasi niatan keluarga F untuk meminta maaf.

Menurutnya, fokus sekolah pada kondisi kesehatan F sehingga dapat belajar lagi.

"Semoga cepat selesai, anak bisa sekolah. Jelas (beri maaf) kita kan sebagai pengajar, semoga kedepannya lebih baik," pungkasnya.

Baca juga: Tembak Hansip hingga Tewas, Pelaku Curanmor Mengaku Tidak Sengaja

 

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved