Mercusuar Kapal De Brow di Taman Dipangga Jl WR Supratman Telukbetung
Mercusuar ini milik Kapal De Brow yang tengah berlayar di Teluk Lampung. Saat Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883 (abad 19),
Penulis: Yoga Noldy Perdana | Editor: soni
Laporan Reporter Tribun Lampung Yoga Noldy Perdana
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Mercusuar ini milik Kapal De Brow yang tengah berlayar di Teluk Lampung. Saat Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883 (abad 19), kapal ini terdampar di Pesisir Lampung dan mercusuarnya terlempar ke beberapa tempat.
Mercusuar yang pertama berada di belakang musala Nurul Iman, Kampung Baru, Kelurahan Gedung Pakuon, Kecamatan Telukbetung Selatan. Mercusuar satu ini banyak tidak diketahui masyarakat, karena letaknya menyumput di kepadatan rumah warga.
Mercusuar yang kedua terletak di Taman Dipangga. Mercusuar satu ini paling banyak nilai sejarahnya karena sudah berpindah sebanyak tiga kali. Yaitu, lokasi asli benda tersebut pada mulanya berada di pinggiran Jalan Basuki Rachmat, Kecamatan Teluk betung Utara.
Lalu pada tahun 1936, tepat di hari ulang tahun Ratu Belanda Wilhelmina (Wilhelmina Helena Pauline Marie van Orange-Nassau), tentara Belanda memindahkan lampu kapal tersebut di Perumahan Residen Belanda (sekarang Jalan Krakatau, kawasan Polda Lampung).
Pada tahun 1970, lampu mercu tersebut dipindahkan oleh Departemen Perhubungan di depan Polda Lampung untuk difungsikan sebagai tanda kilometer satu Bandar Lampung. Dan pada tahun 1985, pada saat pemugaran Taman Dipangga, maka mercusuar tersebut dipindahkan lagi di taman tersebut sampai sekarang.
Mercusuar yang terakhir, sekarang diletakkan di Museum Lampung. Letak aslinya berada di Jalan Ikan Sembilang, Kelurahan Sukaraja, Teluk Betung Selatan, persisnya di samping SD Negeri 5 Sukaraja. Pada tahun 90-an, pemerintah memindahkannya ke museum sampai sekarang.(yga)