Situasi Memanas, Kapal-kapal Perang AS Bergerak ke Semenanjung Korea
Pengumuman mengenai pergerakan gugus tempur kapal induk itu, jelas dimaksudkan untuk mengirimkan pesan yang tegas dan jelas, terhadap Korea Utara
Eskalasi tak terukur juga akan menyulitkan posisi Korea Selatan, yang ekonominya bisa terancam akibat serangan dari Korut.
Para politisi Korsel meminta agar AS tidak gegabah, dalam mengambil tindakan yang justru dapat menjerumuskan situasi Semenanjung Korea dalam perang berkepanjangan.
BACA JUGA: Foto Setya Novanto Menelepon Viral di Twitter, Netizen Komentari Layar Ponselnya
Dengan rumitnya situasi dan sulitnya Korut ditebak, kehadiran armada AL AS tersebut juga tidak akan banyak mengubah perimbangan kekuatan.
Apalagi, Korut masih menerima dukungan dari Tiongkok.
Program senjata nuklir Korut juga tidak akan tiba-tiba berhenti atau dihentikan, kecuali Presiden Trump memberikan perintah untuk menembak jatuh setiap uji coba rudal balistik, yang diluncurkan Korut begitu gugus tugas kembali ke Semenanjung Korea.
Sehari sebelum pertemuan dengan Presiden Xi Jinping di AS, Presiden Trump menyatakan bahwa AS siap bertindak sendirian, untuk menghentikan ambisi nuklir Korut.
Terutama bila dalam pertemuan itu, keduanya gagal mencapai kesepakatan mengenai langkah yang harus diambil, untuk menjinakkan Korea Utara.
Serangan Tomahawk atas pangkalan udara Al-Shayrat yang telah berhasil meluluh-lantakkan 20 persen kekuatan AU Suriah, tampaknya memberikan modal keberanian kepada Presiden Trump yang memang terkenal nekat.
Sampai tulisan ini naik tayang, Korut telah mengambil tindakan dengan mengeluarkan peringatan bahwa mereka akan membalas tindakan AS, dengan tindakan membela diri.
Korut akan menggelar serangan preemtif dengan serangan nuklir sebagai intinya.
BACA JUGA: Tiket Lampung-Jakarta Rp 200 Ribuan
Bagi beberapa pihak, itu adalah gertakan yang memang sudah biasa dilancarkan Korut.