Telkomsel Sumatera Go Digital

Raksasa Tidur Bernama Big Data

Telkomsel dengan Big Data-nya bisa memberi masukan mengenai lifestyle apa saja yang dicari dan dibutuhkan oleh konsumen.

Penulis: Andi Asmadi | Editor: Andi Asmadi
TRIBUN LAMPUNG/ANDI ASMADI
SWAFOTO - Peserta gathering Telkomsel Area Sumatera memanfaatkan momen di Pantai Kuta, Bali, Kamis (4/5), untuk melakukan swafoto. Telkomsel juga menggelar beragam permainan dalam gathering tersebut. 

Telkomsel dengan Big Data-nya bahkan bisa memberi masukan mengenai lifestyle apa saja yang dicari dan dibutuhkan oleh pengendara yang lewat pada jam-jam sibuk itu. Semua bisa diperoleh dengan memproses data-data yang dimiliki oleh Telkomsel dan langsung diolah hanya dalam hitungan menit. Bukan hanya soal demografi, tetapi juga collective behaviour- nya.

Bisnis Digital
Tak ada satu pun perusahaan di negara ini yang memiliki jumlah pelanggan sebanyak Telkomsel. Info Memo Laporan Keuangan Telkom 2016 menyebutkan, Telkomsel memiliki 173,920 juta pelanggan, sekitar 50 persen dari total pelanggan seluler tanah air. Itu adalah pelanggan riil.

Dari sisi teknologi, Telkomsel adalah operator pertama yang menerapkan layanan internet 4G sejak 2014. Soal jaringan, akhir Desember 2016 memiliki 129,033 BTS di mana 78,689 unit di antaranya adalah BTS 3G/4G. Soal layanan, Telkomsel sudah masuk ke layanan data dengan slogal "Go Digital".

Ketika banyak perusahaan mengalami decline selama 2106, Telkomsel justru mencatatkan pendapatan yang sangat signifikan, yakni Rp 86,72 triliun, naik 14 persen dibanding 2015 sebesar Rp 76,05 triliun.

Pendapatan terbesar Telkomsel memang masih dari bisnis legacy, yakni suara dan SMS, yang pada 2016 menghasilkan Rp 56,06 triliun, naik 4,5% dibandingkan periode 2015 sebesar Rp 53,65 triliun.

Tapi, dari data Laporan Keuangan Telkom (induk perusahaan Telkomsel) 2016 terlihat bahwa bisnis yang menjanjikan ke depan bukan lagi suara dan SMS, tetapi bisnis digital.

Sepanjang 2016 bisnis digital menghasilkan pendapatan Rp 30,65 triliun. Dari sisi nilai memang kalah dari bisnis legacy, tetapi mari kita lihat pertumbuhannya, yakni 36,9% dibandingkan periode 2015 sebesar Rp 22,4 triliun.

Wajar jika kemudian Telkomsel mengakselerasi transformasi perusahaan, dari Telecommunication Company menjadi Digital Telecommunication Company.

"Era Digital harus dihadapi dengan cermat oleh seluruh industri di dunia. Tidak ada jalan untuk menghindar ataupun celah lain," kata Direktur Human Capital Management Telkomsel, Priyantono Rudito, di sela-sela peluncuran buku "Digital Mastery", belum lama ini. (andi asmadi)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved