Siswi SD dari Bandar Lampung yang Sudah Jadi Pengusaha Berpenghasilan Rp 8 Juta per Bulan
Biasa bawa kue ke sekolah, eh, teman-teman pada suka dan minta lagi. Lumayan sekalian promosi di sekolah.
Slime buatan Fatiha awalnya dijual kepada teman-temannya di sekolah. Selain itu, Fatiha memanfaatkan medsos untuk pemasaran lebih luas.
Fatiha mengaku semula coba-coba membuat slime sendiri.
Setelah melihat video cara membuat slime di YouTube, ia dipandu sang ibu untuk membuat mainan tersebut.
"Awalnya cuma untuk main sendiri, terus ada teman sekolah yang mau beli makanya saya buat lagi," kata Fatiha.
Meski keuntungan yang diperolehnya tidak terlalu besar, berkisar Rp 200 ribu per bulan, tapi kreativitas Fatiha membuat orangtuanya bangga.
"Saya bangga dan senang dia (Fatiha) bisa memanfaatkan medsos untuk kegiatan positif. Membuat slime belajar dari YouTube. Dia beli bahan-bahannya sendiri, dia pakai dan jual ke teman-temannya," kata Yuli ditemui Tribun, Minggu (14/5).
Menurut Yuli, putrinya belajar membuat slime ketika permainan itu mulai digandrungi anak- anak. Fatiha iseng melihay YouTube tentang cara buat slime.
Ternyata bahan-bahanya mudah didapat. Setelah beberapa kali mencoba, Fatiha pun berhasil membuat slime sendiri.
Yuli menjelaskan, slime buatan putrinya bukan untuk mencari keuntungan. Ia mengaku hanya mengajarkan kepada Fatiha bagaimana memanfaatkan peluang bisnis, sekaligus memberi pengertian bahwa proses mencari uang tidak mudah.
"Kalau untuk usaha serius saya masih larang, karena masih sekolah," ujarnya.