CEO Go-Jek Klaim Ungguli Uber dan Grab
Nadiem menjabarkan bahwa aplikasi Go-Jek digunakan secara aktif oleh 10 juta orang setiap minggu.
Setiap ditanya, pihak Go-Jek berdalih bahwa lebih dari 50 persen penggunanya memanfaatkan layanan ride-sharing Go-Ride.
Artinya, jika dihitung kasar, lebih dari 20 juta pengunduh total Go-Jek merupakan pengguna aktif Go-Ride.
Sementara, sisanya tersebar sebagai pengguna layanan Go-Jek lain.
Bagaimana dengan Grab dan Uber?
Sementara, menurut App Annie sebagaimana dihimpun KompasTekno dari TechinAsia, aplikasi Grab diunduh 42,7 juta di seantero Asia Tenggara per akhir April 2017.
Grab mengatakan, angka itu telah naik menjadi 45 juta unduh per Mei 2017.
Perlu digarisbawahi bahwa angka itu merupakan penggabungan beberapa negara se-Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Grab selama ini memang tak pernah merinci angka pengguna khusus di Indonesia, namun menyebutkan bahwa pangsa pasar terbesarnya berasal dari Indonesia.
Grab memiliki beberapa layanan turunan selain ride-sharing (GrabCar, GrabBike, GrabTaxi), yakni GrabExpress untuk pengantaran barang dan GrabFood untuk pesan-antar makanan.
Uber yang juga merupakan saingan Go-Jek tak merilis data pengguna spesifik untuk Asia Tenggara maupun Indonesia.
Hal yang jelas, ketiga layanan ride-sharing itu memang gencar berkompetisi untuk memenangkan 250 juta konsumen Indonesia.
Jika Go-Jek fokus menggarap pasar Indonesia, Grab memiliki cakupan lebih luas se-Asia Tenggara dan Uber di tingkat global.
Ketiganya belum bisa dibandingkan secara absah dalam hal dominasi pasar.
Sebab, masing-masing tak membuka data pengguna yang detail secara transparan.
(Fatimah Kartini Bohang)