Kemendikbud Tak Rekomendasikan Daerah Umumkan Peringkat UN

"Menunggu peringkat keluar itu sama saja tujuan mengikuti UN adalah mengejar peringkat," ujar Nizam.

Editor: Reny Fitriani
TRIBUNNEWS/VINCENTIUS JYESTHA
Konferensi pers paparan hasil Ujian Nasional untuk SMP dan Sederajat tahun ajaran 2016/2017 di Jakarta, Kamis (15/6/2017). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, AKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memaparkan Hasil Ujian Nasional (UN) untuk siswa SMP dan Sederajat di kantor Kemdikbud, Jakarta, Kamis (15/6/2017).

Ada hal menarik yang diajukan media dari paparan ini, misalnya mengapa peringkat nilai tertinggi UN sudah tidak pernah lagi diumumkan. Juga tentang apresiasi yang diberikan pemerintah kepada siswa peraih hasil UN tertinggi.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Totok Suprayitno Kepala Balitbang Kemendikbud menegaskan siswa harus memahami bahwa kejujuran merupakan hal paling penting dalam proses UN ini.

"Jika nilai UN tinggi tapi didapat melalui cara tidak jujur, nilai itu tidak berarti apa-apa. Nilai yang telah terkontaminasi kecurangan, tapi masih berpikir peringkat?" kata Totok.

Kepala Puspendik Kemendikbud Nizam menambahkan, pemeringkatan hasil UN sudah dihapuskan sejak tahun 2014.

"Menunggu peringkat keluar itu sama saja tujuan mengikuti UN adalah mengejar peringkat," ujar Nizam.

"UN itu bukan olimpiade, kita tidak mencari juara. Tujuan UN adalah melihat ketuntasan dan capaian pembelajaran dari siswa," lanjutnya.

Ia menambahkan, memang masih ada daerah yang berinisiatif mengumumkan peringkat hasil UN. Tapi pihaknya tidak merekomendasikan ke sana.
 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved