Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Perlu Metode Masif Terpadu dan Berkesinambungan
Karena itu, kata Tony, metode yang masif terpadu dan berkesinambungan diperlukan, dalam rangka mencegah kejahatan, peredaran gelap, dan penyalahgunaan
Penulis: Beni Yulianto | Editor: Ridwan Hardiansyah
Laporan Reporter Tribun Lampung Beni Yulianto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Ketua DPD Gerakan Nasional Antinarkotika (GRANAT) Lampung, Tony Eka Candra mengatakan, Indonesia saat ini sudah bukan lagi darurat narkoba, tetapi sudah "bencana" narkoba.
"Meningkatnya penggunaan narkoba di Indonesia karena kurangnya pemahaman tentang bahaya dari penyalahgunaan narkoba itu sendiri, dibarengi dengan kurangnya kepedulian masyarakat, dan terkadang aspek penegakan hukumnya pun masih lemah, dan tidak berpihak pada rasa keadilan masyarakat," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima Tribunlampung.co.id, Kamis (13/7/2017).
Menurutnya, pengguna narkoba saat ini sekitar 5,9 juta jiwa, 22 persen di antaranya adalah pelajar dan mahasiswa, sebagian lagi masih dalam usia produktif.
"Setiap hari, 50 orang mati sia-sia karena narkoba, bahkan mencapai 18 ribu orang setiap tahunnya," ungkap Tony.
Karena itu, kata Tony, metode yang masif terpadu dan berkesinambungan diperlukan, dalam rangka mencegah kejahatan, peredaran gelap, dan penyalahgunaan narkoba.
Menurutnya, ada empat metode yang harus dilakukan secara bersamaan, yaitu preemtif, preventif, represif, dan rehabilitasi.
Tony meyakini, metode tersebut apabila dilakukan secara masif, terpadu, dan berkesinambungan, serta didukung segenap komponen dan potensi bangsa dan masyarakat, maka peredaran gelap dan penyalahgunaan narkotika, semakin hari akan semakin kecil.
"Sehingga, cita-cita Indonesia yang sehat dan bebas narkoba dapat diwujudkan," ucapnya.