Hendy: Susah Baca Gerakan Lawan
Karena tentunya kita kan belum tahu tipikal orang-orangnya. Jadi ketika berhadapan lawannya agak susah dibaca.
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Mahasiswa IBI Darmaja Fak Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen, Hendy Frizkiandie, mengatakan jika dirinya mendapatkan pengalaman yang baru dalam Kejurnas yang diikutinya.
Suasananya jelas sangat berbeda dibandingkan saat mengikuti kejuaraan pada tingkat daerah karena dipertemukan dengan lawan-lawan yang berkemampuan terbaik dari setiap perwakilan masing-masing provinsi.
"Karena tentunya kita kan belum tahu tipikal orang-orangnya. Jadi ketika berhadapan lawannya agak susah dibaca. Kebetulan waktu di semi final bertemu lawan dari Bali, yang juara Pra PON, dan susah sekali waktu baca gerakannya," tutur juara II randori 55 kg dan juara II embu berpasangan kyu kensi pada Kejuaraan Antar Kota tahun 2016, Minggu (27/8/2017).
Oleh karenanya tentunya dibutuhkan lagi banyak latihan agar dapat menandingi lawan-lawan yang kuat seperti salah satunya mempelajari peserta perwakilan dari Nusa Tenggara Timur (NTT) karena dalam waktu tiga tahun belakangan ini NTT terus menjadi juara umumnya.
"Karena kalau diperhatikan metode latihan beda sekali seperti latihan fisik lebih keras misal seperti jumlah angka hitungan push up bisa 100 kali setiap kali perintah push up, sementara kalau dibandingkan kita hanya bisa 50 kali saja, makanya perlu latihan lebih keras lagi," paparnya. (eka)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/hendy-frizkiandie_20170828_110843.jpg)