Jenazah Bayi Dibawa Pakai Angkot

Tak Mampu Bayar Sewa Ambulans, Jenazah Bayi Dibawa Pakai Angkot

Berlin, dibawa naik angkot dari Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) di Jl Rivai menuju Bundaran Radin Inten.

Editor: Reny Fitriani
zoom-inlihat foto Tak Mampu Bayar Sewa Ambulans, Jenazah Bayi Dibawa Pakai Angkot
jasad bayi diangkut angkot

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Tragis, hanya karena orangtuanya tidak mampu membayar sewa ambulans, jenazah Berlin Istana, bayi berusia satu bulan asal Abung Timur, Lampung Utara, terpaksa dibawa naik angkutan kota di dalam Kota Bandar Lampung, Rabu (20/9).

Berlin, putri pasangan Ardiansyah (40) dan Delpasari (31), dibawa naik angkot dari Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) di Jl Rivai menuju Bundaran Radin Inten di Hajimena dengan jarak sekitar 7,1 kilometer.

Mereka semula hendak membawa jenazah sang bayi menggunakan bus dari Hajimena ke Lampung Utara.

Namun, berkat bantuan warga yang menelepon Ambulans Gratis Pemkot Bandar lampung, akhirnya perjalanan dilanjutkan menggunakan ambulans.

Pihak RSUDAM sudah memberi klarifikasi dengan menyatakan terjadi kesalahpahaman akibat miss administrasi.

Bagaimana awal cerita tragis ini? Ardiansyah, ayah korban, yang ditemui Tribun di Abung Timur,

Rabu malam, menuturkan, awal permasalahan terjadi ketika ia mengurus administrasi kepulangan jenazah bayinya dari RSUDAM.

Saat itu, petugas RSUDAM mengatakan adanya perbedaan nama yang tercantum, antara kartu BPJS dengan nama yang tertera di bagian formulir pendaftaran.

"Nama yang tertera saat pendaftaran adalah Delpasari, sementara di kartu BPJS tertera Berlin Istana," kata Ardiansyah saat ditemui di rumah duka, Rabu malam. Delpasari adalah nama ibu sang bayi.

Petugas rumah sakit itu mengatakan, jika terjadi hal demikian, harus diurus ulang dan memakan waktu yang lama.

Di sela-sela negosiasi, oknum sopir ambulans meminta uang Rp 2 juta untuk memperpendek urusan.

Delpa, ibu korban, saat itu sudah berada di dalam mobil ambulans milik RSUDAM. Tetapi, oleh suaminya ia diminta turun, karena tidak memiliki uang sebagaimana yang diminta sang sopir. "Istri saya yang gendong Berlin naik angkot," ujarnya.

Ketika di dalam angkot, kata Ardiansyah, ada seorang perempuan yang memberitahukan layanan Ambulans Gratis Pemkot Bandar Lampung.

Sopir angkot kemudian menelepon layanan ambulans tersebut.

"Saya sempat menunggu setengah jam hingga datangnya ambulans di Bundaran Radin Inten Rajabasa," ujarnya.

Kepala Pengawas Mobil Ambulans Gratis Kota Bandar Lampung, Agus Putra (45), mengatakan, sebelumnya pihaknya mendapatkan telepon dari seorang warga Hajimena, Natar.

Ia menyebutkan terdapat sepasang keluarga sedang membutuhkan pertolongan, yakni butuh mobil ambulans.

"Tujuan mereka hendak ke Lampung Utara, namun mereka hendak menaiki mobil bus," cerita Agus saat ditemui Tribun di posko pelayanan di Tugu Adipura, tadi malam
Setelah mendapat informasi, pihaknya langsung meminta izin kepada Wali Kota Bandar Lampung Herman HN mengingat perjalannya cukup jauh.

"Ternyata mendapat persetujuan oleh beliau untuk mengantarkanya dan petugas yang mengantarkan adalah bernama Jefri," ujarnya.

Jefri Irwansyah, sopir ambulans yang mengantar jenazah Berlin, mengaku iba dengan kondisi keluarga Ardiansyah.

Ia pun mengantarkan keluarga tersebut ke Dusun Labuhan Dalam, Desa Gedung Nyapah, Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara.

Jefri mengatakan, sekitar pukul 20.30 WIB pihaknya sudah sampai di Desa Bumi Agung. "Kalau perjalanan dari Bandar Lampung berangkat sekitar pukul 17.15 WIB. Jadi kurang lebih perjalanan memakan waktu 3 jam lebih," ujar Jefri.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved