Satu Keluarga di Palembang Tewas Akibat Asap Genset
Nadia (18), tak mampu menutupi kesedihan hatinya. Meski terlihat tabah, kedua matanya tampak berkaca-kaca.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PALEMBANG - Nadia (18), tak mampu menutupi kesedihan hatinya. Meski terlihat tabah, kedua matanya tampak berkaca-kaca.
Putri sulung pasangan almarhum Chandra dan almarhumah Eliza Haryani itu basah saat jenazah kedua orangtua dan dua adiknya dimasukkan ke liang lahat di Taman Pemakaman Umum (TPU) Ulak Lebar.
Apalagi ketika jasad orangtua dan kedua adiknya perlahan diuruk tanah. Air matanya kian tumpah. Tubuhnya lunglai dan ia pun dipeluk kerabatnya di tepi kuburan.
Kedua orangtuanya serta kedua adiknya dikuburkan dalam satu liang.
Nadia selamat dari keracunan asap mesin genset, karena saat kejadian, ia sedang mondok di Pesantren Tahfiz Irsyadul Ibad, Kelurahan Marga Mulya, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II.
Ia kini jadi yatim piatu bersama adiknya Melinda (16), yang saat ini sedang menimba ilmu di Pondok Pesantren Alfatah Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jatim.
Saat diwawancarai di rumah duka, Nadia menuturkan, pada malam kejadian, ia bermimpi didatangi saudaranya dan memberitahukan bahwa ayahnya meninggal karena serangan jantung.
Ketika terbangun, mimpinya ia ceritakan kepada gurunya.
Oleh gurunya, ia ditenangkan sembari mengatakan bahwa mimpi tidak ada hubungan dengan kesehatan orangtuanya.
Namun rupanya mimpi itu merupakan pertanda buruk baginya.
Pagi harinya, Jumat (6/10/2017) sekitar pukul 07.00 WIB, pamannya datang ke pesantren dan memberitahukan bahwa ayah dan ibunya dirawat di rumah sakit karena mendadak sakit.
Ia pun segera pergi ke rumah sakit untuk menjenguk kedua orangtuanya yang dikabarkan sakit tersebut.
Namun, yang ia jumpai bukan ayah ibu yang sedang dirawat karena sakit.
Tapi, kedua orangtuanya sudah meninggal dunia. Bukan hanya itu, kedua adiknya juga sudah meninggal.
Tak hanya bagi keluarganya, kepergian Chandra dan istri beserta kedua anaknya juga menyisakan duka mendalam bagi kerabat, tetangga, dan teman dekatnya.
Mereka berdatangan ke rumah duka untuk melayat dan mengantarkan ke pemakaman. (*)