Kisah Perjuangan Pemuda Pringsewu Berdayakan Kaum Ibu Lewat Batik
Fitri Amin Bukhori berjuang memberdayakan ibu-ibu di Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung dengan batik
Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: wakos reza gautama
Laporan Reporter Tribun Lampung Robertus Didik Budiawan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Hidup sebagai perantau, tidak punya sanak saudara membuat bapak dua anak ini berpikir untuk membangun persaudaraan dengan masyrakat di sekitarnya.
Tidak ada yang dapat dia berikan selain membagi skill seninya.
Alhasil Fitri Amin Bukhori (36), yang kini tinggal di Kelurahan Pringsewu Barat, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, berhasil menghimpun ikatan persaudaraan.
Perjuangannya menumbuhkan kelompok usaha yang mampu menopang ekonomi para anggotanya.
Yakni Kelompok Usaha Batik di wilayah Kecamatan Ambarawa yang anggotanya berkisar 15-20 orang.
Upaya Mas Pi'i sapaan akrab Fitri Amin Bukhori ini tidak mudah untuk menghasilkan kelompok usaha batik yang berkembang di Bumi Jejama Secancanan.
Pi'i yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta ini tinggal mengontrak rumah di wilayah Kecamatan Ambarawa lantaran penugasan Pegawai Negeri Sipil.
Sebagai guru seni rupa di SMA N I Ambarawa pada 2010.
Lukusan FKIP Seni Rupa Universitas Negeri Surakarta ini pun mengaku tidak bisa hanya melaksanakan tugas mengajar dan pulang ke rumah tanpa melakukan apa-apa.
Kebiasaannya berhimpun melaksanakan kegiatan bersama mendorongnya untuk mencari komunitas yang sesuai di bidangnya.
Awalnya, Pi'i mencari teman-teman berkesenian di Bandar Lampung. Akhirnya berpikir untuk berkegiatan di wilayah Kabupaten Pringsewu.
Pi'i mengumpulkan pemuda yang menganggur di wilayah Ambarawa untuk dilatih membuat kerajinan tangan. Seperti tempat tisu, gantungan kunci dan tempat pensil.
Pertama kali kegiatan tersebut banyak diminati pemuda hingga 20 orang terkumpul. Namun, lambat laun peserta pelatihan itu pun menurun.
Padahal dalam memberikan ilmu keterampilan tersebut Mas Pi'i tidak memungut dana. Artinya, kegiatan tersebut murni sosial.