Pria Ini Kerap Dapati Pakaian Dalam Adik Ipar Lelakinya di Kamar Dan Wajah Istrinya yang Kelelahan
Pria Ini Kerap Dapati Pakaian Dalam Adik Ipar Lelakinya di Kamar Dan Wajah Istrinya yang Kelelahan
Memasuki tahun kelima pernikahan, gaya hidup saya berubah. Saya mulai mengenal ajaran agama dan giat mempelajarinya.
Semenjak itu, saya pun mulai berupaya memperbaiki keluarga. Saya ajak istri untuk mengaji, ternyata ia menolak.
Awalnya, saya memahami karena sejak awal berumah tangga, kami memang tidak mengenal agama, meski kami lahir sebagai muslim dan muslimah.
Semakin banyak hukum yang saya ketahui, atau mulai saya sadari konsekuensinya, semakin banyak pula persoalan dalam rumah tangga.
Untuk mendidik anak saja, saya kesulitan, karena sering bertengkar dengan istri.
Puncaknya, istri selalu menghalangi saya mengaji.
Hingga menuduh saya sudah tidak lagi menyayanginya.
Istri menolak mentah-mentah ketika saya memerintahkannya untuk mengenakan jilbab.
Bahkan melecehkannya.
Akhirnya, rumah tangga kami ambruk. Kami resmi bercerai. Dua anak kami ikut bersama istri saya. Saya pun mulai merantau.
Singkatnya, di perantauan saya berhasil menikahi seorang wanita yang saya anggap shalihah, berdasarkan kondisi lahiriahnya.
Ia berbusana muslimah secara layak. Penampilannya sederhana. Kami pun menikah dengan penuh rasa suka.
Saya merasa impian saya selama ini terwujud. Begitulah yang kami rasakan selama empat tahun pernikahan, hingga kami dianugerahi dua anak.
Tapi, lagi-lagi ujian datang menerpa. Bahkan, kali ini saya rasakan lebih hebat dan mengguncang jiwa.
Istri yang selama ini saya anggap shalihah, ternyata melakukan hal-hal yang tidak layak.