Bondan Winarno Meninggal dan Tak Dikubur, Ternyata Beginilah Kondisi Jenazahnya Jika Dikremasi

Bondan Winarno Meninggal dan Tak Dikubur, Ternyata Beginilah Kondisi Jenazahnya

tribunnews
Kolase - Bondan Winarno 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Bondan Winarno Meninggal dan Tak Dikubur, Ternyata Beginilah Kondisi Jenazahnya.

Bondan Wonarno menghembuskan nafas terakhir pada Rabu (29/11/2017) pagi. Jenazah Bondan Winarno tak akan dimakamkan, tetapi dikremasi sesuai dengan wasiat almarhum.

Baca: Inilah 3 Pernyataan Kontroversial Fredrich Yunadi yang Jadi Boomerang bagi Diri Sendiri

Wartawan yang kemudian kondang sebagai pembawa acara kuliner tersebut meminta jasadnya dikremasi. Hal tersebut diungkapkan oleh anak keduanya, Eliseo Winarno.

Baca: Ngeri! Dituduh Curi Singkong Parut, La Gode Tewas Mengenaskan di Markas TNI

Baca: Video Pramugari Lion Air Diduga Tampar Penumpang, Korban Balas Lakukan Ini

“Sesuai keinginan dan kehendak beliau sebelum meninggal, dia minta dikremasi. Jadi kami akan kremasi jenazahnya," kata Eliseo di RS Harapan Kita, Jakarta, tempat ayahnya menghembuskan nafas terakhir, sebagaimana dikutip dari Tribunnews.

Kendati demikian, pihak keluarga belum memutuskan tempat kremasi. 

Sudah tahu kan, apa itu kremasi?

Baca: Wajahnya Hancur Kena Siram Air Keras, Sekarang Penampilannya Berubah 180 Derajat, Cantik Banget!

Dikutip dari Wikipedia.org, kremasi atau pengabuan adalah praktik penghilangan jenazah manusia setelah meninggal dengan cara membakarnya.

Biasanya hal ini dilakukan di sebuah krematorium/pancaka atau biasa juga di sebuah makam di Bali yang disebut setra atau pasetran.

Baca: Ketua RT Ngamar di Hotel dengan PNS Cantik Videonya Bocor! Ini yang Dilakukan Istri

Praktik kremasi di Bali disebut ngaben.

Apabila dilakukan di sebuah pancaka, biasanya jenazah ditaruh di sebuah peti kayu dan dibakar pada suhu 760 hingga 1150°C.

Ilustrasi proses kremasi
Ilustrasi proses kremasi (youtube)

Abu pembakaran kira-kira beratnya sekitar 5 persen berat jenazah.

Di dunia Barat kuno, praktik penunuan mayat dilakukan pula, hal ini disebut di kitab Perjanjian Lama dan banyak dilakukan di peradaban Yunani kuno dan Romawi.

Baca: Pria Ini Ajak Kakak Iparnya Begituan, yang Jadi Korban Berikutnya Sungguh Tak Disangka

Setelah masuknya agama Kristen di Dunia Barat, penunuan mayat dilarang karena Gereja Kristen percaya akan kebangkitan pada Hari Kiamat.

Tetapi semenjak abad ke-19, praktik ini sering dilakukan lagi.

Pada tahun 1963, Paus memperbolehkan praktik penunuan mayat lagi untuk umat Katolik dan sejak tahun 1966, para pastor diperbolehkan mengiringi tata cara pengabuan.

Selain alasan-alasan teologis, praktik penunuan mayat seringkali dilakukan berdasarkan pertimbangan praktis: lahan pekuburan yang semakin terbatas di kota-kota besar membuat orang memilih pengabuan daripada penguburan.

Baca: Ramalan Mbah Mijan tentang Banjir dan Longsor Terjawab?

Ilustrasi proses kremasi
Ilustrasi proses kremasi (youtube)

Agama/aliran yang menganjurkan atau memperbolehkan pengabuan:

* Buddha,

* Hare Krishna,

* Hindu.

Beberapa aliran/denominasi Kekristenan:

* Gereja Advent Hari Ketujuh,

* Gereja Anglikan,

* Gereja Baptis,

* Christian Science,

* Gereja Katolik,

* Gereja Methodis,

* Gereja Moravian,

* Gereja Mormon,

* Gereja Presbyterian,

* Saksi Yehuwa,

* Yahudi Liberal,

* kaum Sikh,

* kaum Quaker.

Ditanya Agamanya 

Pada tahun 2010, sekitar 7 tahun sebelum meninggal dunia, almarhum pernah ditayanya warganet soal apa agamanya.

Pertanyaan itu dilontarkan melalui Twitter.

Pemilik akun @nina_azkanich menulis kicauan, "@PakBondan muslim."

Kemudian Bonda melalui akunnya @PakBondan membalas, "Saya bukan non-Muslim. Saya Kristen."

Rupanya akun @nina_azkanich kini terhapus.

Namun, warganet masih menyimpan kicauannya.

Kicauan terakhir

Sebelum meninggal dunia, ternyata Pria 67 tahun ini sempat menulis kicauan di akun Twitter miliknya.

Kicaun tersebut ditulis Bondan pada Senin (20/11/2017) atau 9 hari sebelum dirinya meninggal dunia.

Dalam kicaun tersebut Bondan mengucapkan bela sungkawa ketika salah seorang netizen mengabarkan meninggalnya Hj.Hedwig Chatarina Jun Jahja binti A. Th. Keyser.

"Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Telah berpulang ke Rahmatullah *Hj. Hedwig Chatarina Jun Jahja binti A. Th. Keyser*, ibunda dr Junino Jahja. Sy turut berdukacita, Nino, teriring doa u/almarhumah dan keluarga. Cc.@PakBondan" tulis seorang netizen bernama Ade Chila Latif di akun Twitter miliknya @adechila pada Kamis (16/11/2017)

Lalu kicauan Ade dibalas oleh Bondan.

"Belasungkawa sedalam2nya. Semoga husnul khotimah." tulis Bondan, saat membalas kicauan Ade di akun Twitter miliknya @PakBondan pada Senin (20/11/2017)

Sontak kicauan Bondan tersebut mendapatkan respon kembali dari para pengikutnya di Twitter.

Para netizen tak menyangka kicauan Bondan yang mengucapkan bela sungkawa untuk orang lain, justru menjadi kicauan terakhir yang dibalas belasungkawa juga atas kepergiannya.

@AfrizaMunaf :Tuit terakhir pak bondan.."belasungkawa"... sekarang saya belasungkawa sedalam2nya..!!

@UwaizQorny5 :Innalilahi.. cuitan terakhir 21 November 17 belasungkawa..sekarang 29 nov 17 ikutan nyusul,beliau yg di ucapin belasungkawa..

@Herdiansyah_nda :Umur manusia tidak ada yang tahu. Seminggu yg lalu bisa mengucapkan belasungkawa. Sekarang malah diucapkan.

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved