Jelang Ajal Pengusaha Kaya Ini Tersadar, dari Keempat Istrinya Cuma Satu yang Punya Cinta Sejati

Jelang Ajal Pengusaha Kaya Ini Tersadar, dari Keempat Istrinya Cuma Satu yang Punya Cinta Sejati

Editor: soni

Si pengusaha yang sedih itu kemudian bertanya kepada istri ketiganya : “Aku pun begitu mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan segera berakhir. Maukah kau menemani akhir hayatku?”

”Tidak”, jawab Istrinya. Hidup ini begitu indah. Aku akan menikah lagi jika kau mati.

Sang pengusaha begitu terpukul mendengar ucapan istri ketiganya, hatinya menjadi dingin seketika.

Lalu, ia bertanya pada istri keduanya. “Aku selalu meminta bantuanmu setiap kali mendapat masalah. Dan kau selalu mau membantuku. Kini, aku butuh bantuanmu lagi. Kalau aku mati, maukah kau menemaniku ?”

Sang istri menjawab pelan. “Maafkan aku,” ujarnya, “Kali ini, aku tak bisa menolongmu. Aku hanya bisa mengantarmu sampai ke liang lahat.”

Jawaban istri keduanya bagaikan gelegar petir di telinga pengusaha.

Saat itu, tiba-tiba terdengar sebuah suara. “Aku akan pergi bersamamu. Tida peduli kemana pun kau pergi, surga atau pun neraka, aku tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu.”

Sang pengusaha menoleh ke samping, dan melihat istri pertamanya di sana. Dia tampak begitu kurus. Terlihat seperti orang yang kekurangan gizi.

Pengsaha itu merasa sangat sedih dan menyesal, dan berkata : “Seharusnya kamulah yang harus kurawat dan kujaga. Namun, ….”

Sebenarnya, kita memiliki empat istri dalam kehidupan kita:

Istri keempat adalah tubuh kita. Berapa banyak pun waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah, semuanya akan hilang.

Ia akan sirna seiring kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita berpulang kepada-Nya

Istri yang ketiga, adalah status sosial, kekuasaan dan kekayaan. Saat kita meninggal, semuanya akan menjadi milik orang lain. Mereka akan berpindah, dan melupakan kita yang pernah memilikinya.

Sedangkan istri yang kedua, adalah kerabat dan teman-teman. Seberapa pun dekatnya hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan bisa bersama kita selamanya. Mereka hanya akan mengiringi kita sampai ke liang lahat.

Dan istri pertama kita sesungguhnya adalah jiwa kita. Kita sering mengabaikan dan melupakannya ketika kita sedang menikmati kekayaan materiil dan kesenangan sesaat.

Sumber: Tribun Sumsel
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved