AM Fatwa Meninggal Dunia, 12 Tahun Masa Hidupnya Dihabiskan di Penjara
AM Fatwa sebelumnya menjalani perawatan di Rumah Sakit MMC, Jakarta sejak beberapa hari terakhir.
PAN Mengangkat Harkat dan Martabat Bangsa (2003),
Dari Cipinang ke Senayan (2003),
Catatan dari Senayan (2004),
Problem Kemiskinan, Zakat sebagai Solusi Alternatif (bersama Djamal Doa dan Aries Mufti, 2004),
PAN Menyongsong Era Baru, Keharusan Reorientasi (2005),
Pengadilan Ad Hoc HAM Tanjung Priok: Pengungkapan Kebenaran untuk Rekonsiliasi Nasional (2005),
Menghadirkan Moderatisme Melawan Terorisme (2006-2007),
Satu Dasawarsa Reformasi Antara Harapan dan Kenyataan (2008),
Grand Design Penguatan DPD RI: Potret Konstitusi Pasca Amendemen UUD 1945 (2009),
Pendidikan Politik Bernegara dengan Landasan Moral dan Etika (2009).
Pancasila Karya Bersama Milik Bangsa Bukan Hak Paten Suatu Golongan (2010).
Transisi Demokrasi di Atas Hamparan Korupsi: Buah Pikir Reflektif Atas Carut Marut Reformasi (2013).
Meretas Jalan Membentuk Karakter (2013).
Atas kreatifitas dan produktifitasnya menulis buku, Museum Rekor Indonesia (MURI) memberinya penghargaan sebagai anggota parlemen paling produktif menulis buku, selain penghargaan atas pledoi terpanjang yang ditulisnya di penjara masa Orde Baru.
Atas pemikiran dan pengabdiannya pada masyarakat, khususnya di bidang pendidikan luar sekolah, AM Fatwa dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa oleh Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada 16 Juni 2009.