Terpopuler 2017

Usai Ditikam Di Atas Motor dan Dibuang, Bunga Berjalan Minta Tolong, Ini yang Terjadi Kemudian

Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Lampung menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap Bunga Fikalia (17), Rabu (12/4).

Editor: soni
TRIBUN LAMPUNG/Wakos Gautama
Suasana rumah duka korban pembunuhan, Bunga Fikalia (18), Selasa (4/4/2017). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG SELATAN - Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Lampung menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap Bunga Fikalia (17), Rabu (12/4).

Rekonstruksi pembunuhan gadis asal Dusun Sukarame Pasar, Desa Natar, Kecamatan Natar, Lampung Selatan berlangsung di halaman PKOR Way Halim, Bandar Lampung.

Baca: (VIDEO) Lampung Fair 2017 Dibuka Malam Ini

Dalam rekonstruksi itu, polisi menghadirkan empat dari lima tersangka dan saksi mata bernama Agustinus

Sedangkan, korban diperankan oleh seorang polisi wanita (polwan) dan eksekutor diperankan polisi. Pantauan Tribun, ada 33 adegan dalam rekonstruksi tersebut.

Diketahui, tim gabungan Polda Lampung dan Polres Lampung Selatan telah menangkap empat dari lima tersangka yang menghabisi Bunga. Salah satunya adalah teman Bunga berinisial IR (17).

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Lampung Kombes Heri Sumarji mengatakan, IR adalah otak dari kejahatan ini.

Tiga tersangka lain adalah Ilham alias Teweng (19), AN (17) dan SL (16). Satu tersangka lain berinisial FJ (26) sedang dijemput petugas dari Yogyakarta.

Baca: Ini Penawaran Spesial Produk Gordyn yang Dilego Toko Niaga Griya Antasari

Dari adegan 17 hingga 25 terlihat bagaimana sang eksekutor, FJ, menghabisi Bunga. FJ menghabisi korban menggunakan pisau, ketika duduk di atas motor berbonceng tiga dengan korban dan IR.

Setelah menusuk korban, kemudian IH menghampiri dan membawa motor korban.

Selanjutnya, korban ditinggalkan para pelaku di tengah kebun. Korban sempat berupaya berjalan dan meminta pertolongan.

Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil, hingga akhirnya terjatuh dan tidak bisa bangun lagi.

Heri Sumarji mengatakan, PKOR Way Halim dinilai tepat untuk dijadikan lokasi rekontruksi. Lokasi ini sebagai pengganti dari lokasi kediaman korban.

"Sengaja kami memilih lokasi di sini, guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dari keluarga korban. Oleh karenanya, kami memilih PKOR Bandar Lampung sebagai pengganti lokasi rekonstruksi," ujar Heri.

Baca: Nafa Urbach Buka-bukaan, Gaya Bercinta Saat Pacaran dan Perawan atau Tidak Saat Malam Pertama

Heri mengutarakan, rekonstruksi ini untuk melengkapi kelengkapan berkas. Selain itu, penyidik bisa melihat secara langsung peran-peran yang dilakukan para tersangka.

"Awalnya ada 24 adegan. Ternyata setelah digelar rekonstruksi, ada penambahan adegan lagi. Jadi, adegan rekonstruksinya totalnya menjadi 33 adegan," ungkapnya.

Seusai menggelar rekonstruksi ini, menurut Heri, penyidik akan segera melengkapi berkas kemudian melimpahkan ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung.

Jaksa Kejaksaan Tinggi Lampung Sabiin yang berada di lokasi rekonstruksi mengatakan, dirinya memenuhi undangan sekaligus menyaksikan adegan yang dilakukan para tersangka terhadap korban.

"Kami akan menunggu berkas dari penyidik apabila berkasnya sudah dilengkapi. Nanti kami akan meneliti kembali berkas perkaranya," ujar Sabiin.(mg4)

Eksekutor Serahkan Diri

FJ (26), eksekutor pembunuh Bunga Fikalia (17), warga Natar, Lampung Selatan, akhirnya menyerahkan diri ke polisi.

Informasi yang diterima Tribun Lampung, tersangka sedang dalam perjalanan dari Yogyakarta menuju Lampung.

"Iya benar, tersangka FJ menyerahkan diri ke Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kemudian petugas Polda Lampung menjemput ke sana. Mungkin saat ini sedang dalam perjalanan," ungkap Heri Sumarji.

Heri menerangkan, pasca kejadian, FJ langsung melarikan diri ke Yogyakarta. Namun, ia akhirnya menyerahkan diri ke Polda DIY.

Pada Senin (3/4), tubuh Bunga yang berlumuran darah ditemukan warga di pinggir Jalan Dusun Karang Indah, Desa Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan sekitar pukul 17.30 WIB.

Nyawa perempuan bertubuh mungil itu tidak tertolong di ruang ICU RS Bhayangkara Polda Lampung karena luka-lukanya yang terlampau parah.

Parutan kelapa

Pergi mengambil parutan kelapa di pasar, Bella (17) ditemui keluarganya di kamar jenazah dengan luka sabetan yang diduga menjadi korban pelaku begal.

Korban mengalami dua luka besar di perut dan tangan dan sempat dirawat di ruang ICU Rumah Sakit Bhayangkara Bandar Lampung.

Paman korban, Purwoto, menyebutkan, sudah menjadi rutinitas sore, Bella mengambil kelapa parut ke pasar.

"Biasanya dia nggak lama ke pasar. Kan tinggal ambil kelapa parut. Langsung pulang ke rumah karena mau dipakai Ibunya untuk membuat kue. Sudah lewat jam 5 sore tadi kok nggak pulang-pulang. Terus kami telepon. Lha kaget sekali kok malah Bapak Polisi yang angkat dan suruh saya ke sini. Saya sudah lemas saja bawaannya, " kata Parwoto, Selasa (4/4/2017).

Parwoto justru khawatir keponakannya itu menjadi korban penipuan sehingga sempat tidak percaya.
Apalagi sama sekali tidak mempunyai firasat akan ditinggal pergi perempuan mungil itu.(mg4)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved