Pilgub Lampung, Duet Mustafa-Ahmad Jajuli Menguat Sejak Akhir Oktober 2017
Jika Tribun mencium gelagat Herman HN-Sutono sejak November 2017, maka duet Mustafa-Ahmad Jajuli terendus mulai akhir Oktober 2017.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Ini masih soal tebak-tebak buah manggis pencalonan Pilgub Lampung 2018. Jika sebelumnya Tribun telah mencium gelagat Herman HN-Sutono akan berduet sejak November 2017, maka sinyalemen duet Mustafa-Ahmad Jajuli sudah terendus mulai akhir Oktober 2017. Nama Ahmad Jajuli sebagai bakal calon wakil gubernur bahkan sudah terungkap sejak Maret 2017!
Pada terbitan koran edisi 1 November, Tribun mengangkat isu menguatnya nama Ahmad Jajuli sebagai balon wakil gubernur "pendamping" Mustafa. Ketika itu, konstelasi di internal Koalisi Kece (partai-partai pengusung) Mustafa cukup dinamis.
Beberapa nama memang telah mencuat sebagai opsi balon wakil gubernur untuk mendampingi Mustafa. Dari internal PKS, nama anggota Dewan Perwakilan Daerah RI asal Lampung Ahmad Jajuli menguat. Selain senator dua periode itu, ada tiga nama lain, yaitu anggota DPR RI Almuzzammil Yusuf, Ketua Umum DPW PKS Lampung Ahmad Mufti Salim, dan Ketua DPP Wilayah Dakwah Sumatera Bagian Selatan Gufron Azis Fuadi.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPW Partai NasDem Lampung Edwin Hanibal saat itu mengungkapkan, Mustafa dan Jajuli sudah bertemu pada akhir pekan dalam acara PKS Muda.
"Dengan Jajuli, memang sudah bertemu kemarin dalam acara PKS Muda. Ngobrol-ngobrol. Tapi, belum ada kepastian soal balon wakil gubernur," ujar Edwin, Selasa (31/10/2017).
Edwin menjelaskan, Koalisi Kece yang terdiri dari NasDem, PKS, dan Hanura masih menunggu perkembangan partai baru anggota koalisi. Pihaknya berharap ada partai lain yang bergabung mengusung Mustafa. Namun, menurut Edwin, jika akhirnya Koalisi Kece cukup tiga partai saja, maka peluang balon wakil gubernur dari PKS terbilang cukup besar.
"Kemarin, kandidat dari PKS ada empat nama. Tapi sepertinya Pak Mufti dan Muzzammil belum (bersedia), masih mengurus partai. Jadi, tinggal Gufron dan Jajuli," beber Edwin.
"Tapi, itu juga belum langsung mengerucut. Semua masih dalam pembahasan. Kami (NasDem) mempelajari, PKS juga, Hanura juga. Mana peluang yang bagus dan kuat, berintegritas, dan kepastian menambah suara," sambung mantan ketua Komisi Pemilihan Umum Lampung ini.
Khusus Jajuli, Edwin menilai yang bersangkutan memiliki kompetensi dengan menjabat senator dua periode.
"Sudah dua periode terpilih terus. Kami akan lihat masing-masing potensi. Kami lihat, memang Jajuli lebih unggul. Tapi, apakah ketua (Ketua DPW Partai NasDem Lampung Mustafa) menjatuhkan pilihan ke Pak Jajuli, kami belum tahu. Itu kan prosesnya nanti, pertemuan dengan partai koalisi," paparnya.
Apabila ada partai lain yang bergabung dalam koalisi, menurut Edwin, penentuan balon wakil gubernur akan relatif lebih sulit. "Tapi kalau hanya tiga (partai) itu, mungkin tidak susah. Dari tiga (partai) itu, pandangan pribadi saya, peluang di PKS. Tapi kalau ada tambahan partai, pembahasan akan alot," katanya.
Minta Arahan Presiden Sohibul Iman
Berbulan-bulan sebelumnya, tepatnya awal Maret 2017, anggota Fraksi PKS DPRD Lampung menghadiri Rapat Koordinasi Nasional PKS 2017 di Depok, Jawa Barat.
Ketua Fraksi PKS DPRD Lampung Ade Utami Ibnu saat itu mengungkapkan, Fraksi PKS sebagai entitas tak terpisahkan dari PKS perlu mendengar arahan pimpinan dalam rakornas.
"Fraksi sebagai ujung tombak partai di ranah politik institusional harus menampilkan kerja-kerja pelayanan yang optimal. Oleh karenanya, kami hadir memenuhi undangan rakornas di Bumi Wiyata, Depok," ujar Ade melalui rilis, Senin (6/3/2017).
Sekretaris Umum DPW PKS Lampung ini menjelaskan, selain mendengarkan arahan tentang upaya mengoptimalkan pelayanan, pihaknya juga akan menyampaikan dinamika terkini Pilgub Lampung kepada Presiden PKS Sohibul Iman.
Di Lampung, PKS saat itu telah melaksanakan pemilihan raya pemira internal yang menyasar 4.200-an kader dan struktur se-Lampung. Hasilnya, bakal calon mengerucut ke empat kader internal, yakni Ade Utami Ibnu, Ahmad Jajuli, Almuzammil Yusuf, dan Gufron Azis Fuadi.
PKS masih menyimpan hasil sementara untuk nama eksternal. Pimpinan dan pengurus inti membawa hasil pemira itu ke Jakarta, bersamaan dengan keikutsertaan dalam rakornas.
Di sela-sela rakornas, mereka akan bertemu Presiden PKS untuk melaporkan hasil pemira internal, termasuk perkembangan terbaru jajak pendapat online. "Dan yang terpenting, meminta arahan khusus tentang Pilgub Lampung, baik dalam kerangka strategis maupun taktis," kata Ketua Umum DPW PKS Lampung Ahmad Mufti Salim, Minggu (5/3/2017).
Hanura Ubah Rekomendasi Jika Wakil Berubah
Partai Hanura sendiri ketika itu berencana mengusulkan pencabutan rekomendasi pasangan balon gubernur dan wakil gubernur Mustafa-Helmi Hasan. Pencabutan itu menunggu tuntasnya hasil pembahasan Koalisi Kece mengenai balon wakil gubernur.
Namun, dengan pencabutan rekomendasi tersebut, bukan berarti Hanura mengalihkan dukungan kepada balon gubernur lain, selain Mustafa.
"Kan ada wacana wakilnya (Helmi) berganti. Kalau wakilnya ganti, berubah rekomendasinya," ujar Sekretaris DPD Partai Hanura Lampung Yozi Rizal, Selasa (31/10/2017).
"SK (surat keputusan rekomendasi) kami kan berpasangan. Nanti kami usulkan lagi kalau sudah ada perubahan wakil. Kami tetap berharap ke (mengusung) Pak Mustafa," sambungnya. (beni yulianto/yoso muliawan)
Dinamika di Koalisi Kece Tahun 2017
* Usulan PKS
- Ada empat nama usulan
- Ahmad Jajuli, anggota DPD RI
- Ahmad Mufti Salim, ketua DPW PKS Lampung
- Almuzzammil Yusuf, anggota DPR RI
- Gufron Azis Fuadi, ketua DPP PKS Wilayah Dakwah Sumbagsel
- Mufti dan Muzzammil belum bersedia
- Tinggal Jajuli dan Gufron
* Usulan Hanura
- Ada empat nama usulan internal Hanura
- Andi Surya, anggota DPD RI
- Sri Widodo, wakil bupati Lampung Utara
- Frans Agung Mulaputra, anggota DPR RI
- Edward Antoni, wakil bupati Way Kanan