Baru Pertama Kali! Gunung Api Tak Aktif di Papua Niugini Meletus

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, sebuah gunung berapi di Papua Niugini meletus. Sebelumnya, gunung ini diperkirakan tidak aktif.

Editor: Yoso Muliawan
Samaritan Aviation via Facebook
Gunung setinggi 500 meter yang diyakini tidak pernah meletus, memuntahkan asap tebal, di pulau kecil Kadovar, Papua Nugini, sejak Jumat (5/1/2018). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Untuk pertama kalinya dalam sejarah, sebuah gunung berapi di Papua Niugini meletus. Sebelumnya, gunung ini diperkirakan tidak aktif.

Pada Minggu (7/1/2018), gunung berapi setinggi 265 meter di Pulau Kadovar itu memuntahkan abu setinggi ribuan meter ke udara. Erupsi gunung ini dimulai sejak Jumat (5/1/2018).

Para ahli khawatir erupsi tersebut menyebabkan tanah longsor dan berpotensi tsunami. Hal inilah yang kemudian memaksa ratusan warga untuk mengungsi.

"Karena kecuraman pulau ini, tanah longsor mungkin terjadi. Dan bersamaan dengan sifat eksplosif magma, tsunami bisa terjadi," kata pihak Observatorium Vulkanologi Rabual dikutip dari The Independent, Minggu (7/1/2018).

"Itu muncul dari citra satelit dan foto udara yang dimulai dengan aktivitas vulkanik ringan dari celah bagian tenggara. Tampaknya celah itu terbuka tepat di dalam dinding barat, dari jaring yang turun sampai setinggi permukaan laut," sambung pihak observatorium.

Cheyne O'Brien, petugas prakiraan di Darwin Volcanic Ash Advisory Centre, menyebut bahwa awan abu terlempar pada ketinggian 2.133 meter dan membentuk asap abu yang bergerak ke arah barat laut.

"Hanya emisi abu vulkanik yang (keluar) terus menerus saat ini," kata O'Brien.

O'Brien juga mengatakan, asap abu tersebut belum menimbulkan bahaya pada pesawat terbang. Namun, hal itu bisa berubah jika angin mengarah ke bandara Wewak, Papua Niugini.

Chris Firth, seorang ahli vulkanologi di Macquarie University, Australia, menyebut tidak ada catatan yang bisa dikonfirmasi tentang letusan gunung Kadovar sebelumnya.

Namun, para ilmuwan berspekulasi bahwa ini bisa menjadi salah satu dari dua "pulau terbakar" yang disebutkan dalam jurnal bajak laut Inggris abad ke-17 dan petualangan maritim, William Dampier.

Firth menyebut Dampier mungkin telah mencatat letusan terakhir Kadovar saat melakukan pelayaran untuk mencari "Terra Australis", benua yang dianggap mitos.

Karena itu, banyak ahli vulkanologi tertarik untuk mengamati perilaku gunung ini sekarang. "Sulit untuk memprediksi apa yang mungkin terjadi, karena tidak ada perbandingannya," ungkap Firth.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved