Kicauan Jurnalis Asing Ini Picu Kontroversi! Hubungkan Gempa Jakarta dengan Rizieq Shihab
Kicauan Jurnalis Asing Ini Picu Kontroversi Karena Hubungkan Gempa di Jakarta dengan Habib Rizieq Shihab
Penulis: wakos reza gautama | Editor: wakos reza gautama
"Getting some cracking online insults today, courtesy of Rizieq Shihab's fan club. A solid 7/10."
Adam Harvey adalah jurnalis senior yang sudah meliput di beberapa negara di Asia Tenggara. Ia bahkan pernah meliput konflik di Marawi, Filipina.
Dalam peliputannya itu, Adam harus tertembak di bagian lehernya.
Peristiwa itu terjadi pada 15 Juni 2017 lalu. Adam tertembak dibagian lehernya saat sedang meliput pertempuran antara pasukan Filipina dengan kelompok militan gabungan pro ISIS di Kota Marawi.
Berikut adalah penuturan Adam Harvey mengenai insiden tersebut yang ditayangkan dalam program Foreign Correspondent ABC (31/7/2017).
Baca: Mario Teguh Protes Kalimatnya Dipakai Akun IG, Ario Kiswinar Kasih Komentar Begini
Saat-saat yang mengerikan justru terjadi kemudian, ketika saya dipindahkan dari sebuah klinik medis di pinggir kota ke sebuah rumah sakit di tengah kota yang tengah diperebutkan, yang kemudian diserang oleh ISIS.
Saya terbaring di ranjang rumah sakit, dalam keadaan masih sedikit shock saat melihat hasil pemindaian sinar X di bagian leher saya yang berisi peluru M16 yang terbentuk dengan sempurna dan bersarang jauh di dalam lapisan kulit, tidak jauh dari tulang belakang saya.
Adam Harvey berada di zona yang terbilang aman ketika dia tertembak.

Saat [ranjang tempat saya berbaring] didorong [menyusuri lorong] rumah sakit, tembakan mulai terdengar lebih keras.
Dan kemudian menjadi tidak mungkin untuk mengabaikan suara tembakan tersebut. Suara benturan peluru tunggal berubah menjadi suara hantaman yang keras - seperti seseorang telah menjatuhkan nampan logam di samping kami - kemudian menurun sebelum muncul suara tembakan senjata yang sangat keras.
Suara-suara tembakan memantul dari dinding interior rumah sakit saat satu peleton tentara yang ditempatkan di rumah sakit itu mulai kembali menembak.
Dokter yang merawat saya berhenti sejenak. "Ya Tuhan, peluru itu nyaris saja [menewaskan], " katanya, terlihat bingung, yang dengan sendirinya sedikit menguatkan bagi saya.
Serangan tembakan itu cukup membuat terkesima para staf di rumah sakit Amai Pakpak.
Mereka telah bekerja di zona pertempuran selama sebulan, karena kelompok Islam lokal yang bersekutu dengan IS menguasai kota tersebut pada tanggal 23 Mei.