Bikin Geger, Mahluk Raksasa Ini Muncul di Saat Fenomena Gerhana Bulan Total
Bikin Geger, Mahluk Raksasa Ini Muncul di Saat Fenomena Gerhana Bulan Total, Ini yang terjadi
Penulis: wakos reza gautama | Editor: wakos reza gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Fenomena alam langka baru saja kita alami pada tanggal 31 Januari 2018 malam.
Yaitu fenomena Super Blue Blood Moon atau Supermoon yang bertepatan dengan Gerhana Bulan Total.
Baca: Anak Punk Ini Sukses Pacari Putri Konglomerat Terkaya di Indonesia
Pada fenomena ini, posisi matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis lurus.
Kejadian Gerhana Bulan Total dapat diamati di sebagian besar wilayah Indonesia.

Karena ini fenomena langka yang baru akan terulang lebih dari 100 tahun, masyarakat pun berbondong-bondong menyaksikannya.
Di beberapa tempat diadakan nonton bareng gerhana bulan total ini. Di masjid-masjid juga melaksanakan salat gerhana berjamaah.
fenomena langka ini ternyata berdampak pada kondisi cuaca.
Di beberapa tempat terjadi gelombang pasang dengan tinggi pasang maksimum hingga mencapai 1,5 meter karena adanya gravitasi bulan dengan matahari.
Fenomena ini pun juga dapat mengakibatkan surut minimum mencapai -100-110 cm yang terjadi pada 30 Januari-1 Februari 2018 di Pesisir: Sumatera Utara, Barat, Sumatera Barat, Selatan Lampung, utara Jakarta, utara Jawa Tengah, utara Jawa Timur, dan Kalimantan Barat.
Baca: Angkat Tema Kasus Pempek Rasa Kapolri Tim MCC FH UBL Sabet Posisi Runner up
Baca: Ternyata Gampang untuk Diet, Bagi Ibu-ibu Muda Perbanyak Makan Bijian
Baca: Belum Pernah Beredar, Lihat Pose Menggoda Kontestan Indonesian Idol Marion Jola
Karena berdampak pada kondisi perairan, maka terjadi hal yang tak disangka di perairan Sulawesi.
Tepatnya di bibir pantai Tampobatu, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.
Di pantai tersebut muncul mahluk raksasa yiatu ikan paus biru. Kejadian ini dibagikan akun Facebook @Kasra Munara.
"Seekor ikan paus ditemukan warga terdampar tadi pagi di bibir pantai Tampobatu, Kec. Rumbia, Kab. Bombana, Sulawesi Tenggara.
Kalau ndak salah ini jenis ikan paus biru yg memang sering ditemukan di perairan laut Bombana khususnya sekitar Kabaena.
Saya menduga kuat ikan paus itu terbawa arus saat terjadi pasang surut air yg terjadi begitu cepat saat gerhana bulan total semalam.
BMKG memang sdh memperkirakan akan terjadi pasang surut air laut sekitar 1-2 meter saat gerhana bulan total terjadi.
#PausBiruBombana" tulis Kasra Munara.
Spesies paus yang paling sering terdampar adalah mereka yang hidup di laut dalam, dan di lokasi yang sama, sehingga alam lebih berperan sebagai penyebab dibandingkan manusia.
Dilansir dari National Geographic Indonesia, paus kerap terdampar di area yang sangat dangkal, dengan lantai laut yang melandai perlahan dan sering kali berpasir.
Baca: Duh, Ada Sosok Pelakor Ini di Balik Hubungan Cinta Raditya Dika dengan Anissa Aziza
Baca: Tak Tepati Janji Untuk Berjilbab, Artis Cantik Ini Alami Hal Tak Disangka-sangka
Baca: Selain Keren, Ini Alasan Mahasiswi Tomboy Ersa Kepincut Sepatu Boots
Dengan situasi seperti itu, tidak heran jika hewan-hewan ini, yang terbiasa berenang di laut dalam, bisa kesulitan dan bahkan kembali terdampar bila mereka berhasil mengambang lagi.
Kemampuan ekolokasi yang mereka gunakan untuk membantu navigasi juga tidak berfungsi baik di lingkungan yang demikian.
Jadi cukup mungkin bila mayoritas paus terdampar akibat kesalahan navigasi, misalnya ketika mereka memburu mangsa hingga ke daerah asing dan berbahaya.
Di bagian selatan Laut Utara, kawanan paus pernah tercatat terdampar setidaknya sejak tahun 1577.
Selain itu, terdampar secara massal tidak hanya disebabkan oleh tersesat atau kesalahan menentukan kedalaman air.
Bisa saja ada satu ekor atau lebih paus yang memang sakit, dan ketika mereka makin lemah, mencari perairan yang lebih dangkal sehingga lebih mudah bernafas ke permukaan.
Namun ketika tubuh mereka beristirahat pada permukaan keras untuk waktu yang lama, rongga dada mereka akan tertekan dan organ-organ dalam mereka pun rusak.