Kisah Polisi Hoegeng: Bikin Panas Bokong Para Gembong hingga Diburu Penculik

Tahun 1958, sore menjelang magrib. Mobil sedan hitam keluar dari Kota Medan menuju arah utara, Binjai.

Editor: Yoso Muliawan
Intisari-Online.com
Polisi Hoegeng Iman Santosa, Sosok Polisi Jujur (1) 

Cuma dua tahun Hoegeng bersekolah di Batavia lantaran Jepang masuk Indonesia pada tahun 1942. RHS itu ditutup.

Hoegeng pun menganggur. Selama periode tak bersekolah ini yang berlangsung kira-kira tiga bulan, ia mencari duit.

Keliling ke Pati, Pekalongan, Semarang, dan sekitarnya, ia menjual buku-buku pelajaran bahasa Jepang. Selama masa itu, sempat pula ia bekerja sebagai penyiar radio di Semarang, meskipun cuma beberapa hari.

Hingga suatu hari keluar pengumuman: Jepang membuka kursus-kursus Inspektur Polisi di beberapa kota, antara lain di Pekalongan. Tujuan Jepang ialah membentuk polisi-polisi baru untuk menggantikan polisi-polisi Belanda yang semua sudah diinternir.

Hoegeng mendaftar. Bersama 180 pemuda di kotanya, ia ikut tes masuk.

Hanya 11 orang yang lulus, Hoegang termasuk di antaranya. Maka, pada tahun 1942 itu, mulailah ia untuk pertama kali menjalani pendidikan kepolisian.

Nyaris Batal Jadi Polisi

Sebetulnya, hampir saja "Pak Hoegeng" batal menjadi polisi. Ini karena dongkolnya ia terhadap si "Jepang" pimpinan sekolah kepolisian yang selalu membohongi siswanya.

Dalam pengumuman, dijanjikan siswa-siswa akan mendapat pangkat Nitto Keibu (Inspektur Polisi). Namun sewaktu lulus, ternyata cuma Nitto Torrisjemari Djunsa (Abripda).

Malah sesudah mendapat pendidikan tambahan setahun lagi di Sekolah Hop Agen di Sukabumi, Jawa Barat, cuma naik jadi Junsabutyo (Brigadir Polisi).

Kepala siswa-siwa digunduli licin ketika di Sukabumi itu. Seragamnya berwarna kelabu model jas tutup. "Persis macam gelatik," kata Hoegeng.

Bermacam-macam ulah dilakukan Hoegeng agar dikeluarkan dari sekolah. Sebab, untuk minta keluar sendiri, bisa dianggap "menghina Kaisar". Ini berat hukumannya.

Akal Hoegeng: kalau instruktur bertanya, "Tahu apa itu Perang Asia Timur Raya di Bougainville?"

Ia menjawab, "Tahu, tuan, tahu. Itu nama bunga yang bagus."

Apabila ditanya "Apa itu Perang Boxer?"

Halaman
1234
Sumber: Intisari Online
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved