Kisah Polisi Hoegeng: Bikin Panas Bokong Para Gembong hingga Diburu Penculik

Tahun 1958, sore menjelang magrib. Mobil sedan hitam keluar dari Kota Medan menuju arah utara, Binjai.

Editor: Yoso Muliawan
Intisari-Online.com
Polisi Hoegeng Iman Santosa, Sosok Polisi Jujur (1) 

Jawabnya, "Oh, itu pemberontakan kaum petinju di Tiongkok."

Jawaban-jawaban yang konyol itu tentu saja membuat si guru sering naik pitam.

Keluarlah makian yang tak jarang dibarengi kemplangan kepala. Namun anehnya, Hoegeng selalu lulus.

"Malah waktu di Sukabumi, saya dapat ijazah istimewa," kata Hoegeng.

Rupanya, atasan sudah menetapkan siapa-siapa yang harus lulus, meskipun "bodoh".

Ditegur Gara-gara Seragam ALRI

Akhir tahun 1945, Hoegeng yang baru saja meletakkan jabatan sebagai Kepala Polisi Seksi II Djombang, sedang "cuti" ke rumah orangtuanya di Pekalongan, Jawa Tengah. Di sana, ia bertemu Komodor Natsir, orang kedua dalam Angkatan Laut Republik Indonesia.

Ia ditanya apakah sedang menganggur, lalu ditawari masuk ALRI. Meskipun sudah mengatakan bahwa pendidikannya kepolisian, tetapi Natsir tetap menawari bahwa Hoegeng bisa membantu membentuk Polisi Laut.

Di ALRI, pangkatnya menjadi Mayor. Namun, pangkat Mayor itu cuma bertahan lima bulan. Kedatangan Kanto (Sukamto Tjokrodiatmodjo), Kepala Kepolisian yang pertama, ke Yogyakarta, menamatkan semuanya.

Kanto menyuruh Hoegeng datang ke kantor menghadapnya menggunakan seragam Mayor ALRI-nya. Seragam itu memang membuat Hoegeng yang sombong terlihat gagah. Serba putih, pakai pedang, tiga strip emas di pundak.

Suara Kepala Polisi Negara menggelegar menegurnya, "Apa kamu tidak malu berpakaian begini, hah? Kamu kan pendidikan kepolisian. Tidak malu hah?"

Terkejut hati Hoegeng menerima apa yang tak diduganya. Namun, perlahan-lahan ia menunduk, mengerti maksud kata-kata "bekas" Komandannya.

Kanto kemudian menyuruhnya pulang tanpa berkata apa-apa lagi.

Hoegeng sendiri, setibanya di rumah, lantas menanggalkan seragam Mayor ALRI-nya. Ia kemudian menyatakan kepada Komodor Natsir minta berhenti dari jabatan Komandan Tentara Polisi Laut.

*) Tulisan ini pernah dimuat di Intisari edisi Juni 1969, dengan judul asli Panglima AKRI: Komdjenpol Drs. Hoegeng Iman Santosa. Ditulis oleh Edward Linggar G.

Sumber: Intisari Online
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved