Miris! Bertahun-tahun 57 Kampung di Kabupaten Ini Tak Teraliri Listrik
Sebanyak 57 kampung dari total 147 kampung dan empat kelurahan di Tulangbawang belum teraliri listrik.
Penulis: Endra Zulkarnain | Editor: Yoso Muliawan
LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG ENDRA ZULKARNAIN
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TULANGBAWANG - Sebanyak 57 kampung dari total 147 kampung dan empat kelurahan di Kabupaten Tulangbawang, Provinsi Lampung, tidak teraliri listrik.
Bertahun-tahun, warga di 10 kecamatan itu merasakan terhambatnya aktivitas, khususnya pada malam hari.
Wilayah yang belum teraliri listrik itu antara lain di Kecamatan Rawajitu Timur, Rawajitu Selatan, Penawar Tama, Penawar Aji, dan Gedung Meneng. Kemudian Kecamatan Rawapitu, Gedung Aji, Dente Teladas, Meraksa Aji, dan Gedung Aji Baru.
Selain aktivitas warga sehari-sehari, khususnya malam, kegiatan belajar mengajar di sekolah pun terhambat. Sebut saja di Bratasena, Kecamatan Dente Teladas.
"Saya sehari-hari mengajar di sekolah. Karena belum ada listrik, semua aktivitas terhambat, terutama kegiatan belajar mengajar," tutur Wahyu Nurhikmah, warga Bratasena, Kamis (1/3/2018).
"Semua serba terbatas. Kami anggap belum ada pemerataan pembangunan," sambungnya.
Wahyu mengungkapkan, belum masuknya listrik turut menyebabkan kerawanan kriminalitas, seperti pencurian.
"Di daerah yang belum teraliri listrik, lebih rawan tindak kriminal, seperti pencurian motor. Tapi yang jelas, pekerjaan terhambat, terutama di sekolah," katanya.
Untuk menyiasatinya, sebagian besar warga menggunakan genset. Mereka pun terpaksa merogoh kocek yang tak sedikit untuk membeli solar, bahan bakar untuk menyalakan genset.
Ari Suharso, warga Kampung Bumi Dipasena Jaya, Kecamatan Rawajitu Timur, menjelaskan, ada delapan kampung di kecamatannya yang belum teraliri listrik. Ia dan warga lainnya menggunakan genset dari pembelian secara swadaya.
"Belum masuknya listrik ke kecamatan kami membuat kami harus menggunakan genset secara swadaya yang hanya hidup pada malam hari," ujar Ari.
Setiap kepala keluarga mesti mengeluarkan uang Rp 7.000-8.000 per malam untuk urunan membeli solar.
"Biaya per KK bisa Rp 7.000-8.000 per malam, tergantung harga solar," kata Ari.
Sementara pada siang hari, warga tidak menghidupkan genset.
"Siang hari, tidak ada listrik. Kecuali, warga yang mampu beli tenaga surya," kata Ari.
Khusus Kecamatan Rawajitu Timur, Ari mengungkapkan, warga telah merasakan kondisi seperti ini sejak tahun 2011. Itu setelah PT Aruna Wijaya Sakti yang mengelola pertambakan hengkang dari Dipasena.
"Dari tahun 2011 (tidak ada listrik). Harapan kami kepada pemerintah, kalau listrik masuk, harganya harus lebih murah dari listrik swadaya yang sekarang ada," ujar Ari.
40% Operasional Tambak dari Listrik
Kepala Kampung Bumi Dipasena Jaya Nafian Faiz berharap pemerintah memperjuangkan masuknya listrik ke Kecamatan Rawajitu Timur. Sebab, ungkap dia, sebagian besar warga yang merupakan petambak memerlukan listrik untuk aktivitas sehari-hari.
"Untuk operasional tambak, 40 persennya itu listrik. Kalau listrik masuk ke Dipasena, setengah kehidupan rakyat dan petambak Dipasena sudah terbantu," tutur Nafian, Kamis (1/3/2018).
Guna memenuhi kebutuhan listrik di 57 kampung, menurut Nafian, memang tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab Pemkab Tuba.
"Harus melibatkan stakeholder (pemangku kepentingan) terkait. Khusus di Dipasena, kebutuhan listriknya setara dengan kebutuhan listrik se-Tuba," ujar ketua Perhimpunan Petambak Plasma Udang Windu Dipasena ini.
Tuba Terang
Sementara Pemkab Tuba berjanji mengupayakan masuknya jaringan listrik ke kampung- kampung yang selama ini belum teraliri listrik.
Untuk merealisasikannya, pemkab melalui Wakil Bupati Hendriwansyah telah berdialog dengan manajemen PT Perusahaan Listrik Negara di Kota Bandar Lampung beberapa waktu lalu.
Bupati Tuba Winarti mengungkapkan, pada masa kepemimpinannya ini, pemkab memiliki program "Tuba Terang 2018". Dalam kunjungan ke Kecamatan Rawapitu, Selasa (27/2/2018), ia memaparkan rencana program listrik masuk kampung tersebut kepada warga.
"Kami menitikberatkan program listrik masuk Rawapitu dan Penawar Aji agar bisa sesuai dengan harapan warga. Tuba terang dengan biaya tidak mahal," jelas Winarti.
Berikut nama-nama 57 kampung yang bertahun-tahun tidak teraliri listrik:
* Kecamatan Rawajitu Timur
- 8 kampung
- Rawajitu Timur, Bumi Dipasena Utama
- Bumi Dipasena Agung, Bumi Dipasena Jaya
- Bumi Dipasena Mulya, Bumi Dipasena Makmur
- Bumi Dipasena Sejahtera, Bumi Dipasena Abadi
* Kecamatan Rawajitu Selatan
- 3 kampung
- Hargo Mulyo, Hargo Rejo, Karyajitu Mukti
* Kecamatan Penawar Tama
- 2 kampung
- Wira Agung Sari, Rejosari
* Kecamatan Penawar Aji
- 7 kampung
- Sumber Sari, Gedung Harapan, Karya Makmur
- Gedung Asri, Panca Tunggal Jaya
- Gedungrejo Sakti, Wonorejo
* Kecamatan Gedung Meneng
- 11 kampung
- Bakung Ilir, Bakung Rahayu, Bakung Udik
- Gedung Bandar Rahayu, Gedung Bandar Rejo
- Gedung Meneng, Gedung Meneng Baru
- Gunung Tapa, Gunung Tapa Ilir
- Gunung Tapa Tengah, Gunung Tapa Udik
* Kecamatan Rawapitu
- 9 kampung
- Andalas Cermin, Batanghari, Bumi Sari
- Gedung Jaya, Mulyo Dadi, Panggung Mulya
- Rawa Ragil, Sumber Agung, Duta Yoso Mulyo
* Kecamatan Gedung Aji
- 2 kampung
- Aji Mesir, Bandar Aji Jaya
* Kecamatan Dente Teladas
- 10 kampung
- Bratasena Adi Warna, Bratasena Mandiri
- Kekatung, Mahabang, Pasiran Jaya
- Pendowo Asri, Sungai Burung, Sungai Nibung
- Teladas, Way Dente
* Kecamatan Meraksa Aji
- 1 kampung
- Marga Jaya
* Kecamatan Gedung Aji Baru
- 4 kampung
- Batu Ampar, Mekar Sari
- Mesir Dwi Jaya, Sumber Jaya
Sumber:
- Pemkab Tulangbawang