Liputan Khusus Tribun Lampung

Obat Generik Dijual Lebih Mahal dari HET di Lampung, Selisih Sampai 20 Persen

Sejumlah warga Bandar Lampung mengeluhkan harga jual obat generik di apotek, yang lebih mahal dari harga eceran tertinggi (HET).

Penulis: Noval Andriansyah | Editor: Ridwan Hardiansyah
THINKSTOCK.COM
Ilustrasi. 

Dijawab Tak Tahu

Astia menuturkan, dirinya pernah menanyakan perbedaan harga obat tersebut kepada petugas apotek.

"Saya tanya ke petugasnya, dia juga katanya tidak tahu mengapa beda," tutur Astia.

Rasa penasaran juga membuat Widya bertanya mengenai perbedaan harga obat yang ia beli.

Namun, Widya mendapat jawaban yang dianggapnya tidak memuaskan.

"Yang jual bilang tidak tahu kenapa beda harganya. Jawabannya cuma itu," ujar Widya.

Penelusuran Tribun di enam apotek, para petugas pun mengaku tidak tahu menahu terkait perbedaan HET dan harga jual obat.

"Saya tidak tahu. Saya hanya menjualkan saja," terang seorang petugas apotek di Sukarame.

Seorang petugas apotek di kawasan Tanjung Senang mengatakan, harga jual telah ditetapkan dari produsen.

Ia pun mengaku tidak paham terkait perbedaan harga jual dengan HET.

"Setahu saya, memang dari produsennya segitu harganya (harga jual). Kalau beda dengan yang tertera di bungkus (HET), saya tidak tahu juga kenapa," jelasnya.

Sudah Untung

Humas Diskes Lampung, Asih Hendrastuti mengungkapkan, HET ditetapkan pemerintah setelah mempertimbangkan berbagai hal, termasuk keuntungan yang diperoleh produsen.

"HET itu di dalamnya sudah ada keuntungan produsen. Misalnya, HET Rp 10 ribu, keuntungan produsen itu sekitar 26 persen. Jadi kalau ada yang menjual di atas HET, itu bisa untung banyak. Itu pasti kena sanksi," jelas Asih.

Pengawasan terkait penjualan obat di apotek, Asih menuturkan, merupakan kebijakan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM).

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved