Setya Novanto Sebut Nama Puan Maharani dan Pramono Anung, PKS Cemaskan KPK
Setya Novanto Sebut Nama Puan Maharani dan Pramono Anung, PKS Cemaskan KPK
Ditanya lebih lanjut soal berapa persen ICW percaya pada nyanyian Setya Novanto, Emerson menjawab pihaknya hanya percaya pada Allah.
Namun menurutnya, paling tidak nyanyian Setya Novanto merujuk pada nyanyian M Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat.

"Kami hanya percaya pada Allah, tapi paling tidak merujuk ke Nazaruddin. Dia sering kali nyanyi, sebagian besar yang dikatakan terbukti. Saat ini yang perlu dikejar itu adalah nyanyian Setya Novanto bisa dibuktikan atau tidak. Berapa persen pun kebenarannya, harus ditelisik oleh KPK," tambahnya.
Dalam kesaksiannya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, terdakwa Setya Novanto, mantan Ketua DPR, menyatakan pernah diberitahu oleh Made Oka Masagung dan Andi Agustinus mengenai adanya aliran dana kepada Puan serta Pramono.
Namun Setya Novanto tidak pernah mengonfirmasi keterangan Masagung dan Andi Agustinus kepada Puan.
Setya Novanto hanya pernah menanyakan pemberian uang itu kepada Pramono Anung dalam sebuah kesempatan.
Namun saat itu Pramono tidak memberikan jawaban jelas.
Menurut Emerson, KPK juga harus menyelidiki soal dakwaan Setya Novanto yang disebut memperkaya diri karena menerima uang Rp 71 miliar.
"Pertanyaanya, uang Rp 71 miliar ini diambil sendiri atau dibagi-bagiin biar tidak ribut. Mengenai adanya pernyataan dari Presiden Jokowi yang menyatakan kalau ada fakta yang cukup harus ditelusuri, ini bisa jadi lampu hijau bagi KPK untuk tidak ragu menuntaskan kasus e-KTP," tambahnya.
ICW menilai setiap partai bisa menerima uang korupsi e-KTP, tak peduli partai oposisi atau partai pendukung pemerintah. Pandangan itu disetujui oleh Pipin.
"Korupsi tidak mengenal namanya partai pendukung atau oposisi pemerintah. Publik menantikan ketegasan KPK merespon nyanyian Setya Novanto," terang Pipin. (tribunnetwork/theresia felisiani)
-----
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Nyanyian Setya Novanto soal Puan Maharani dan Pramono Anung Bahayakan KPK