Prabowo Subianto Gencar Lontarkan Kritik, Pengamat Politik Ingatkan Bahaya Ini
Prabowo Subianto Gencar Lontarkan Kritik, Pengamat Politik Ingatkan Bahaya Ini
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan kelompok elite di Indonesia bertanggung jawab besar atas perekonomian Indonesia saat ini.
Menurut dia, akibat ulah para elite di Indonesia, kini perekonomian tak berpihak kepada rakyat kecil. Sebab, Prabowo menilai, para elitelah yang ada di dalam lingkaran pengambilan kebijakan di Indonesia.
Prabowo menilai mulai dari elite di pemerintahan, partai politik, hingga para pengusaha dan cendekiawan turut bertanggung jawab atas terbangunnya sistem perekonomian neoliberal di Indonesia.
"Terutama elite, kita terus terang saja minta ampun, deh. Gue sudah kapok sama elite Indonesia," kata Prabowo dalam pidatonya di acara kampanye calon gubernur-wakil gubernur Jawa Barat Sudrajat-Ahmad Syaikhu di Depok, Minggu (1/4/2018).
Ia menyadari, dirinya bagian dari elite lantaran ia adalah pemimpin partai politik.
Dulu, ia pun menyadari merupakan bagian dari elite TNI karena pernah menjabat Panglima Komando Strategis Angkatan Darat.
Namun, ia mengaku sudah bertobat dan tak lagi memercayai sistem ekonomi liberal. Karena itu, Prabowo menyatakan, dirinya hadir sebagai elite politik yang memerangi sistem ekonomi liberal.
"Kalau ditanya, 'Yang Bapak maksud elite siapa, Bapak (saya) elite bukan?' Iya, saya elite, tetapi saya elite yang sudah tobat," kata Prabowo lagi.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menjelaskan pernyataan Prabowo Subianto tersebut.
Menurut Fadli, banyak keputusan elite pemerintah yang tak sesuai dengan konstitusi.
Baca: Rahasia yang Terungkap, Rajah Mantra Tersebar di Sekujur Punggung Roy Kiyoshi
Baca: 5 Artis Indonesia yang Ogah Dimadu, No 4 Ceritanya Tak Kunjung Usai Hingga Kini
Baca: Ini Reaksi Setya Novanto Saat Sandiwaranya Terbongkar oleh Perawat RS Medika Permata Hijau
Baca: Penampakan Jadul Gatot Nurmantyo, Gaya Rambutnya Rock n Roll!
Ia mencontohkan kebijakan impor beras yang dilakukan oleh pemerintah beberapa waktu belakangan ini.
"Tidak sesuai amanat konstitusi, misalnya, menjual aset yang harusnya bisa memberikan kemakmuran bagi rakyat tapi dijual murah. Mengambil keputusan untuk lakukan impor di saat justru petani butuh proteksi harga, dan lain-lain, saya kira banyak," ujar Fadli saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/4/2018).
Fadli mengungkapkan selama 3,5 tahun ini Prabowo tidak melontarkan kritik karena ingin memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk bekerja.
Menurut dia, sudah saatnya Prabowo menyampaikan fakta yang ada terkait kondisi perekonomian Indonesia saat ini.
"Ya karena memang sudah waktunya, karena selama 3,5 tahun lebih Pak Prabowo diam karena berikan kesempatan kepada pemerintah untuk bekerja tidak ada sedikutpun komentar miring. Sekarang saya kira sudah waktunya untuk sampaikan apa adanya demi kemasalahatan umat bangsa rakyat, seluruh masyarakat," kata Fadli.
Sementara Pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya menilai komentar frontal dari Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bisa turunkan elektabilitas dirinya.
Ia menilai selama ini kritik yang dilontarkan Prabowo hanya akan membuat dirinya menjadi kritikus dan bukan negarawan.
"Kalau hanya melakukan kritik tanpa solusi dan berbicara hal-hal besar saja tanpa bicara mengenai isu perkebijakan, menurut saya Prabowo hanya akan dilihat sebagai kritikus, bukan negarawan, bukan pemberi solusi yang bisa meningkatkan elektabilitas buat Prabowo sendiri," kata Yunarto seperti dilaporkan Republika.co.id, Senin (2/4).
Memberikan kritik, kata Yunarto, adalah hal yang wajar dalam kehidupan berdemokrasi.
Akan tetapi, kritik yang tidak disertai solusi tidak akan memberikan dampak positif bagi si pemberi kritik.
Justru bisa berbalik menjadi hal negatif bagi pengkritik. (*)