Jarang Timbulkan Gejala, Kanker Tiroid Ternyata Bak Pembunuh Berdarah Dingin, Kenali Ciri-cirinya
Seperti dikutip dari alodokter.com, Senin (26/3/2018), Kanker tiroid adalah pertumbuhan sel abnormal yang terjadi di dalam kelenjar tiroid.
Risiko kanker tiroid meningkat apabila seseorang memiliki keluarga yang pernah menderita kanker ini.
3. Tinggi dan berat badan
Risiko kanker tiroid akan meningkat jika seseorang memiliki berat badan berlebih. Risiko juga akan meningkat pada orang dewasa dengan tinggi badan di atas rata-rata.
4. Pajanan terhadap radiasi
Radiasi dari nuklir atau radiasi dari pengobatan medis tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker tiroid, terutama jika radiasi itu mengenai bagian leher dan kepala.
5. Gangguan pencernaan
Jika seseorang mengalami gangguan pencernaan familial adenomatous polyposis (FAP), dia lebih berisiko mengalami kanker tiroid. FAP merupakan penyakit turunan yang disebabkan oleh gen yang cacat.
6. Jenis kelamin
Wanita memiliki risiko kanker tiroid 2-3 kali lipat dibandingkan pria. Kondisi ini mungkin berkaitan dengan hormon yang dilepaskan pada saat wanita mengalami menstruasi atau ketika sedang hamil.
7. Akromegali
Ini adalah kondisi langka di mana tubuh menghasilkan terlalu banyak hormon pertumbuhan. Kondisi ini menyebabkan orang yang mengalami akromegali lebih berisiko terkena kanker tiroid.
Penting untuk diingat bahwa orang yang memiliki satu atau beberapa faktor risiko di atas belum tentu akan menderita kanker tiroid di masa mendatang.
Pada banyak kasus, beberapa orang yang menderita kanker tiroid juga tidak mengalami faktor risiko di atas.
Diagnosis Kanker Tiroid
Untuk mendiagnosis kanker tiroid, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik sebagai tahap awal pemeriksaan.
Dokter juga akan menanyakan tentang riwayat kesehatan keluarga serta gejala-gejala yang dialami pasien, salah satunya adalah suara serak yang tidak kunjung menghilang.
Beberapa tes lanjutan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis kanker tiroid adalah:
1. Tes fungsi tiroid
Ini merupakan jenis tes darah yang berfungsi untuk memeriksa apakah terdapat gangguan pada fungsi kelenjar tiroid, dengan mengukur kadar hormon-hormon tiroid di dalam darah.
2. Sitologi aspirasi jarum halus
Pada tes ini, sebuah jarum yang sangat kecil dimasukkan ke benjolan pada leher untuk mengambil sampel jaringan yang kemudian diteliti dengan mikroskop.
Tes ini bisa mendeteksi keberadaan sel abnormal dan sel kanker.
3. Pemindaian
Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk memastikan apakah kanker yang muncul sudah menyebar ke luar dari kelenjar tiroid.
Pemindaian bisa dilakukan melalui CT scan, USG, atau PET (positron emission tomography).
4. Tes penyakit turunan
Dokter mungkin perlu melakukan pemeriksaan genetik pada pasien untuk mencari adanya kelainan gen yang bisa meningkatkan risiko kanker tiroid medular.
Pengobatan Kanker Tiroid
Jenis pengobatan kanker tiroid sangat bergantung kepada jenis dan stadium dari kanker yang diderita.
Beberapa jenis kanker, seperti karsinoma papiler, karsinoma folikuler, dan sebagian karsinoma tiroid meduler, memiliki peluang yang lebih baik untuk sembuh.
Kanker tiroid jenis ini ditangani dengan cara operasi pengangkatan kelenjar tiroid, dan mungkin dikombinasikan dengan radioterapi.
Berikut ini adalah beberapa langkah pengobatan untuk menangani kanker tiroid:
1. Tiroidektomi
Prosedur ini dilakukan untuk mengangkat kelenjar tiroid, baik sebagian (hemitiroidektomi) atau keseluruhannya (tiroidektomi total).
Prosedur ini bergantung pada jenis dan ukuran kanker tiroid, serta apakah sudah menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Pasien dianjurkan untuk beristirahat selama 2-3 minggu setelah operasi untuk menghindari aktivitas yang memberikan beban pada bagian leher.
2. Terapi pengganti hormon
Pasien tidak akan bisa menghasilkan hormon yang mengatur sistem metabolisme tubuh setelah melakukan prosedur tiroidektomi.
Oleh karena itu pasien akan memerlukan tablet pengganti hormon seumur hidupnya.
Tes darah secara teratur perlu dilakukan untuk menyesuaikan dosis dan memantau kadar hormon yang tepat untuk tubuh.
3. Pengaturan kadar kalsium
Operasi pengangkatan kelenjar tiroid seringkali berpengaruh terhadap kelenjar paratiroid.
Kelenjar paratiroid terletak di dekat kelenjar tiroid dan berfungsi mengatur kadar kalsium dalam darah. Oleh karena itu, kadar kalsium juga harus terus diperhatikan.
4. Perawatan iodium radioaktif
Pengobatan ini berfungsi untuk menghancurkan sel-sel kanker yang masih ada dan mencegah agar tidak muncul lagi setelah menjalani operasi.
Efek samping yang mungkin terjadi akibat prosedur ini adalah mual, mulut kering, mata kering, serta indera perasa dan penciuman yang berubah.
5. Radioterapi eksternal
Pada prosedur ini, gelombang radioaktif diarahkan ke bagian tubuh yang terpengaruh.
Pengobatan ini biasanya dilakukan untuk mengatasi kanker tahap lanjutan atau karsinoma tiroid anaplastik.
Jangka waktu radioterapi sendiri bergantung kepada jenis kanker dan perkembangannya.
6. Kemoterapi
Prosedur ini biasanya hanya digunakan untuk mengatasi karsinoma tiroid anaplastik yang sudah menyebar hingga ke bagian tubuh lain.
Pasien akan diberikan obat yang sangat kuat untuk membunuh sel-sel kanker.
Pengobatan ini tidak bisa menyembuhkan kanker anaplastik sepenuhnya, tapi bisa memperlambat perkembangan kanker dan membantu meredakan gejala yang muncul akibat kanker tiroid.
Komplikasi Kanker Tiroid
Kanker tiroid yang sudah diobati bisa muncul kembali, meski kelenjar tiroid sudah diangkat melalui prosedur operasi.
Hal ini bisa terjadi karena sel-sel kanker yang ada sudah menyebar hingga ke luar kelenjar tiroid.
Kemunculan kembali kanker tiorid biasanya terjadi dalam kurun waktu lima tahun setelah operasi, tapi bisa juga muncul puluhan tahun setelah penanganan awal.
Kemunculan kembali kanker ini bisa terjadi pada bagian kelenjar getah bening di leher, jaringan kelenjar tiroid yang masih tertinggal pada saat operasi, atau di bagian tubuh lainnya.
Untuk mendeteksi tanda-tanda kekambuhan, dokter akan menganjurkan pasien melakukan tes darah dan pemindaian tiroid secara berkala.(*)