Tanggapi Diskusi Indonesia Bubar 2030, Rizal Ramli: Sedih, Semakin Norak

"Cuma saya sedih sekali, level pembahasannya memalukan. Makin lama makin tidak intelek, debatnya semakin norak," tuturnya.

Editor: Safruddin
TRIBUN / DANY PERMANA
Rizal Ramli. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID  - Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Rizal Ramli menanggapi isu Indonesia Bubar di 2030.

Menurutnya, di masa depan bisa terjadi apa saja. Bisa berbentuk positif maupun negatif.

"Yang mengerti ilmu ini, melakukan apa yang disebut sebagai simulasi. Hasilnya akan begini kalau begini," ujarnya.

Sebagai contoh, Rizal Ramli memaparkan prediksi ekonomi Indonesia tahun 1997-1998.

"Kita katakan tahun 1997 sebagai The Year of Uncertantity. (Hal itu) dibantah oleh analis luar negeri dan dalam negeri. Dibantah oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Central," katanya.

Prediksi tersebut dilakukan Rizal Ramli menggunakan tiga indikator sederhana.

Yang pertama adalah defisit Indonesia yang sudah besar dan kemudian mempengaruhi anjloknya Rupiah.

Yang kedua adalah hutang swasta Indonesia yang sudah keterlaluan.

Dan yang ketiga adalah mata uang Rupiah overvalued.

Prediksi tersebut kemudian benar terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998.

Baca: Selalu Diejek Jelek dan Dekil, Siapa Sangka Pacar Artis Ini Tampan Bak Pangeran

"Dan benar itu rontok semuanya, Indonesia yang disebut paling kuat di Asia Tenggara malah paling jebol dibandingkan Thailand, Malaysia, dan lain-lain."

Menurutnya pembahasan isu Indonesia bubar di 2030 adalah hal yang bagus.

Karena bagaimanapun warga Indonesia harus melihat Indonesia 30 dan 50 tahun kemudian.

"Cuma saya sedih sekali, level pembahasannya memalukan. Makin lama makin tidak intelek, debatnya semakin norak," tuturnya.

Mantan Menteri Keuangan di era Abdurrahman Wahid itu mengatakan Indonesia seharusnya bisa lebih mampu daripada berdebat tanpa intelek.

"Tapi masalah di Indonesia selalu dilihat, Prabowo anti Jokowi, semua diframe dalam konteks itu," katanya.

"Saya sih sedih dan ngenes. Kok kualitas debat di sosial media, mohon maaf, norak," tambah Rizal Ramli.

Ia juga mengatakan perdebatan bukan tertuju pada konten tetapi kepada personal.

Baca: Rubah Bagian Tubuh Ayu Ting Ting di Fotonya, Balajaer Maki Cita Citata

Negara yang hilang, kata Rizal Ramli, bisa saja terjadi.

Hal tersebut bukan dongeng.

"Soviet Rusia itu bubar karena memiliki pemimpin yang lemah."

Pemimpin tersebut tidak dapat mengendalikan ketika muncul masalah.

"(Negara lainnya) Suriah, Libya, Yugoslavia," ujarnya.

Isu Indonesia bubar di 2030 mencuat setelah Prabowo menyebutnya di dalam pidato.

"Saudara-saudara! Kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu kebangsaan, kita masih pakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini. Tetapi, di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian, di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030," kata Prabowo.

Baca: Sidang First Travel Menguak Skandal Hubungan Sesama Jenis Sang Direktur Keuangan

Tetapi, di negara lain, mereka sudah bikin kajian-kajian, di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030. Bung! Mereka ramalkan kita ini bubar," imbuhnya.

"Saya sampaikan ke lingkungan kita untuk kita waspada jangan kita anggap enteng persoalan karena ya seperti itu dari awal lahirnya republik kita, sudag banyak gang iri sama kekayaan kita."

Prabowo mengutip hal tersebut dari novel yang berjudul 'Ghost Fleet' karya P W Singer dan August Cole.

Novel tersebut merupakan tulisan skenario ahli intelejen strategis.

Ia ingin menyampaikan hal tersebut sebagai sebuah peringatan bagi pemerintah Indonesia untuk tidak menganggap enteng berbagai persoalan yang dihadapi.

Menurutnya masih banyak pihak asing yang mencoba mengusik kedaulatan Indonesia.

BACA JUGA :

Inikah Sosok Kekasih Baru Nafa Urbach yang Dipanggil dengan Sebutan Sayang? 

Ada 5 Tanda Ini Pada Tubuh? Berarti Diet yang Anda Lakoni Salah

Girl Squad Pamer Foto Terbaru, Netizen Fokus Pada Penampilan Berbeda Chacha Frederica

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved