Liputan Khusus Tribun Lampung
SBMPTN 2018 Kurang Semarak, Stand Jasa Pendaftaran Sepi Akibat Ditarik Sewa Rp 200 Ribu per Meter
Pada SBMPTN 2018, pihak rektorat Unila melarang tenda-tenda yang menjadi posko pendaftaran didirikan di jalan masuk kampus.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: nashrullah
Jika lahan yang ditempati 2x2 meter persegi maka ia harus membayar Rp 800 ribu setahun.
Namun, karena biasanya pendaftaran hanya berlangsung maksimal tiga minggu maka pihak rektorat memboleh penyewa lahan membayar satu bulan saja.
"Kalau kami ini sekitar sebulan hampir Rp 100 ribu sewanya, ya sangat keberatan," katanya saat ditemui Tribun, Rabu.
Baca: Jarang Timbulkan Gejala, Kanker Tiroid Ternyata Bak Pembunuh Berdarah Dingin, Kenali Ciri-cirinya
Meski ada biaya sewa lahan, Haris mengaku tetap menarik jasa seperti tahun lalu.
"Kalau jasa masih sama, Rp 250 ribu. Rinciannya Rp 200 ribu beli PIN (pendaftaran SBMPTN) di bank dan Rp 50 ribu jasa untuk kami," jelasnya.
Adi Yudana, mahasiswa Teknik Elektro pun mengaku keberatan dengan penarikan biaya sewa lahan posko pendaftaran SBMPTN.
Adi pun menyayangkan tidak adanya fasilitas yang diperoleh para penjual jasa atas penarikan biaya sewa Rp 200 ribu tersebut.
"Harusnya itu ada listrik untuk kami meng-upload tapi ini tidak ada sama sekali, hanya lahan kosong yang kami gunakan," katanya.
Menurut Adi, biaya sewa sangat memberatkan karena mereka harus memikirkan biaya lain, seperti sewa tenda, kuota internet, dan lain sebagainya.
Baca: Gawat! 1 NIK Dipakai 2,2 Juta Kali Registrasi SIM Card, Kemenkominfo: Blokir!
Baca: Ngeri! Dalam Sepekan 25 Orang Tewas Akibat Miras Oplosan, Polisi Tetapkan Dua Tersangka
"Padahal kan niat kami membantu dan memudahkan calon pendaftar meski mereka ditarik jasa Rp 50 ribu per orang," ucapnya.
Sementara Yogi mengaku tidak lagi menjual jasa pendaftaran karena keberatan dengan biaya sewa lahan yang ditetapkan rektorat Unila.
Apalagi, kata mahasiswa Teknik Mesin ini, jumlah pendaftar tidak seramai tahun-tahun sebelumnya.