Liputan Khusus Tribun Lampung

SBMPTN 2018 Kurang Semarak, Stand Jasa Pendaftaran Sepi Akibat Ditarik Sewa Rp 200 Ribu per Meter

Pada SBMPTN 2018, pihak rektorat Unila melarang tenda-tenda yang menjadi posko pendaftaran didirikan di jalan masuk kampus.

Penulis: Bayu Saputra | Editor: nashrullah
Tribunlampung/Bayu
Rektorat Unila Larang Penyedia Jasa Upload SBMPTN 

"Kalau hari Sabtu dan Minggu di sini juga tutup karena sepi, beda dengan pas di depan karena dekat dengan jalan raya. Jadi kami menolak kalau dikenai biaya sewa, fasilitas dari rektorat juga tidak ada," katanya.

Pendaftar Masih Sepi

Penjual jasa pendaftaran SBMPTN, Haris Nindriansyah mengatakan, meski pendaftaran SBMPTN sudah dibuka sejak satu pekan lalu namun hingga kini pendaftar yang mampir ke poskonya masih sepi.

Haris pun membandingkan saat membuka stand di jalan masuk Unila tahun 2017.

"Ya karena memang di depan tidak lagi boleh ditempati dengan alasan ada pembangunan rumah sakit.
Jadi kami terpaksa mangkal di samping GSG Unila. Di sini sepi, sampai sekarang baru lima orang yang masuk ke stand kami," katanya.

Menurut Haris, saat poskonya di jalan masuk Unila, pada minggu pertama saja bisa menggaet 18 pendaftar.

"Antusiasnya memang belum kelihatan, mungkin banyak peserta yang menyangka tidak ada lagi penyedia jasa upload SBMPTN," ujarnya.

Senada dikatakan Adi Yudana. Di posko yang dibukanya, pada Rabu hanya ada dua orang yang mendaftar.

Adi menduga banyak calon mahasiswa yang mau mendaftar namun bingung karena tidak tahu posko yang biasanya berderet di jalan masuk Unila.

"Tapi nggak tahu nanti setelah pengumuman SNMPTN pada 17 April, takutnya ya itu mereka nggak tahu kalau kami dipindahkan ke sini," katanya.

Pantauan Tribun, Rabu (11/4/2018) siang, stand pendaftaran yang jumlahnya sekitar 24 unit tersebut masih sepi. Hanya ada satu dua pendaftar yang datang.

Calon Mahasiswa Terbantu

Esti Julianti, siswa SMAN 1 Kebun Tebu, Lampung Barat yang datang ke posko pendaftaran SBMPTN mengaku sangat terbantu dengan adanya penyedia jasa ini.

Menurutnya, dengan uang jasa Rp 50 ribu ia tidak perlu mengantre di bank mengurus PIN dan tinggal duduk manis sampai menerima kartu ujian SBMPTN.

Namun, kata Esti, sebelumnya ia kebingungan karena tidak melihat lagi stand penjual jasa di jalan masuk Unila.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved