Yakin Tak Diajak Lagi, Ini Alasan Mahfud MD Dulu Dukung Prabowo pada Pilpres
Yakin Tak Diajak Lagi, Ini Alasan Mahfud MD Dulu Dukung Prabowo pada Pilpres
Namun, baginya, kritik itu tak semuanya tepat meski tetap saja dianggap sebagai masukan yang baik.
"Dilematis, masa negarawan atau bapak bangsa mau memihak di pilpres? Tapi, saya segera sadar, saya tak pernah menyebut sebagai negarawan, terlalu tinggi bagi saya disebut sebagai negarawan atau bapak bangsa," kata Mahfud, Kamis (22/5/2014), di Kantor MMD Initiative, Jakarta.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu melanjutkan, ia merasa masih menjadi pelaku politik yang ingin memperjuangkan keyakinan, kebenaran, dan tegaknya hukum.
Semuanya itu ia landaskan pada pilihan politik yang sesuai dengan prinsip, bersih, serta beretika.
"Sebagai pemain politik, saya mengikuti apa yang dikatakan oleh Imam Al-Ghazali bahwa memperjuangkan nilai kebaikan agama itu tak akan efektif kalau tak punya kekuasaan politik. Nilai luhur agama adalah saudara kembar dari perjuangan politik," ucapnya.
Dengan pertimbangan itu, Mahfud yakin bahwa berpolitik itu bagian dari kewajiban.
Pasalnya, tanpa politik akan sulit merealisasikan nilai kebaikan yang harus diperjuangkan melalui struktur kekuasaan.
"Dengan kata lain, jika kewajiban mensyiarkan nilai kebaikan Islam tak bisa efektif kalau tidak berpolitik, maka berpolitik itu menjadi wajib pula hukumnya," ucap Mahfud.