Ini Kata-kata Terakhir Kompol Andi Chandra Sebelum Mengalami Kejadian Nahas
Ini Kata-kata Terakhir Kompol Andi Chandra Sebelum Mengalami Kejadian Nahas
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Polri kembali berduka terkait meninggalnya salah satu generasi terbaik mereka, Wakapolres Labuhanbatu Kompol Andi Chandra.
Kompol Andi Chandra adalah korban insiden speedboat maut yang tenggelam di perairan Desa Sei Lumut, Panai Tengah, Labuhanbatu, Sumatera Utara, Sabtu (21/4/2018) sore.
Pencarian Kompol Andi sempat dihentikan sementara waktu karena cuaca buruk, hingga jenazahanya ditemukan Basarnas pada Minggu (22/4/2018) pagi.
Setelah ditemukan, hingga proses otopsi, jasad Kompol Andi pun dibawa ke rumah duka orangtuanya di Desa Bandar Malela, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, Minggu malam.
Sebelum jenazah tiba di rumah duka di Desa Bandar Malela, warga kaget begitu tahu kabar yang meninggal itu adalah Kompol Andi Chandra.
Seorang warga Desa Bandar Malela yang bermarga Nasution (50), bahkan seolah tidak percaya kalau kabar yang ditontonnya di televisi itu dikiranya Kompol Andi yang lain.
Baca: Unggah Foto Kenakan Mukena, Wajah Dewi Sanca Putih Bersinar. Netizen Kepo Pakai Aplikasi Apa?
Baca: Begini Desain Rumah Verrell Bramasta yang Bernilai Rp 3 Miliar, Dalamannya Bikin Decak Kagum
Baca: Bukan Harta Berlimpah, Ini Omongan Nia Ramadhani yang Dinilai Penuh Kesombongan
Baca: Unggah Foto dengan Mantan Suami, Tamara Bleszynski Disandingkan dengan Sosok Kontroversial Ini
"Sabtu malam, aku masih lihat di tivi ada kecelakaan kapal di Labuhanbatu, Wakapolresnya hilang, dan masih dalam pencarian. Kami warga sini enggak tahu kalau Andi ternyata sudah tugas di Labuhanbatu," ujarnya.
Nasution menceritakan, warga di sini tahunya Andi polisi dan tugas di Jakarta.
"Soal dia sudah menjabat Wakapolres di Labuhanbatu, aku dan warga lain enggak tahu itu. Orangnya baik dan sederhana. Kalau dia pulang, paling dia jaga kedai di samping rumahnya. Pakai celana pendek dan pakai kaos," kata Nasution.
Sebelum jenazah tiba di rumah duka, Nasution sempat menelepon famili dari Kompol Andi yang disebutnya Pak Lek.
Setelah ditelepon, Nasution menjelaskan, kalau Pak Lek-nya Kompol Andi juga baru tahu kabar itu.
"Barusan aku telepon Pak Lek-nya Andi, lagi di jalan dia, baru pulang kerja. Dia enggak terpikir juga yang meninggal di tivi itu si Andi," ujarnya.
Nasution pun menceritakan masa kecil mendiang Kompol Andi.
Kompol Andi yang meninggal di usia 37 tahun ini, masa kecilnya hingga SMP dikenal si anak yang kurus dan pintar.
Ia kerap membantu ibunya yang membuka kedai sampah yang berada di sebelah rumahnya.
Saat pagi, ibunya pergi belanja sayur-sayuran dan ikan ke Pajak Horas Pematangsiantar untuk di jual di kedai.
Sedangkan ayahnya, selain petani, juga sebagai agen menjual ikan.
Andi, kata Nasution, orangnya pintar dan baik. "Dia putra kebanggan Desa Bandar Malela," katanya.
Soal renang, kata Nasution, Andi jago renang.
"Itu Sungai Bahapal, mainan-mainan dia dulu itu. Sering renang di situ," ungkapnya.
Setamat SMP, Andi melanjutkan SMA Taruna di Magelang.
"Kalau dia pulang, biasa-biasa saja. Orangtuanya pun enggak mau menceritakan ke orang-orang kalau anaknya ternyata sudah Wakapolres. Aku aja baru tahu, setelah meninggalnya dia, ternyata sudah Wakapolres di Labuhanbatu," ujarnya.
Nasution menceritakan lagi, pernah saat Andi pulang, dia bilang ke ibunya agar kedai sampahnya ditutup aja. Ibu itu menjawab," Dari sini kamu bisa sekolah, ya."
Mendengar jawaban ibunya, Andi pun tertawa.
"Di usianya masih 37 tahun sudah Kompol. Aku yakin, mendiang Andi ini bisa kian meraih Jenderal. Namun, bagaimana lagi, takdir Tuhan sudah begini karirnya dipersingkat,"ucapnya.
Kompol Andi meninggalkan seorang istri, Polwan Rina dan dua anak, satu laki-laki dan satu perempuan. Anak paling besar perempuan masih SD.
Di rumah duka orangtua Andi masih ramai dikunjungi pelayat, dari Minggu malam hingga Senin (23/4/2018).

Kompol Andi Chandra, dia adalah alumnus Akademi Polisi tahun 2003. Usia masih 37 Tahun.
Kompol Andi kerap mendapat kepercayaan oleh pimpinannya untuk bertugas di Lembaga Pendidikan Kepolisian (Lemdikpol).
Kompol Andi pertama bertugas di Polres Kampar, Polda Riau sebagai Ka SPK I.
Kemudian pada tahun 2006 hingga 2009, Kompol Andi Chandra bertugas di Lemdikpol.
Pada tahun 2010, ia pindah ke Lampung karena mendapat tugas sebagai Kasat Reskrim Polres Way Kanan, Polda Lampung.
Selama di Lampung, Andi juga pernah menjadi Kaur Standarisasi Subbidwabprof Bidpropam Polda Lampung dan Kapolsek Candi Puro Polres Lampung Selatan.
Pada tahun 2012, Kompol Andi kembali lagi ke Lemdikpol.
Ia dipercaya sebagai Kasattar TK I/Angkatan 47 Korbintarsis Ditbintarlat Akpol Lemdikpol.
Jabatan sebagai Paur Binjas Dit Akademik Akpol Lemdikpol diembannya tiga tahun kemudian.
Pada tahun 2017, ia pun diangkat jadi Perwira Menengah.
Barulah pada Januari 2018, Kompol Andi Chandra diangkat sebagai Wakapolres Labuhanbatu.
Seperti apa potretnya? Berikut foto-foto Kompol Andi Chandra semasa hidupnya:





Tangisan Pilu sang Ibunda
Sumarni, ibu kandung Kompol Andi Chandra pecah saat melihat keranda jenazah anaknya, yang berbalut kain hijau tiba di rumah duka di Desa Bandar Malela, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, Minggu (22/4/2018) sekitar pukul 19.00 WIB.
Sumarni yang mengenakan pakaian serba putih dari ujung kepala hingga ujung kaki, berteriak histeris di pelukan suaminya, Sajib.
Matanya terus menitikkan air mata.
Matanya sampai memerah karena terus menangis.
"Andi...andi...Mamak ini Nak. Mamak ini Anakku," ungkap Sumarni dengan bibir yang bergetar.
Ayah Kompol Andi Chandra, Sajib juga terlihat trus menitikkan air mata.
Sajib berupaya kuat menegarkan istrinya.
Pelukannya tampak erat, sambil beberapa kali menyeka air mata istrinya.

Jenzah Andi yang dibawa dengan ambulans Hyunday Mover plat merah BK 1091 LU kemudian disemayamkan di rumah orangtuanya yang terlihat sederhana.
Ratusan pelayat pun berdesakan hendak melihat wajah Andi Chandra.
Sumarni yang berda di sisi kanan kepala jenazah terlihat sejenak diam membisuk, seolah tak percaya anak pertamanya dari empat bersaudara telah tiada untuk selama-lamanya.
Berulang kali Sumarni memanggil nama Andi.
Sedangkan istrinya masih belum kuat untuk melihat jenazah suaminya, istrinya berda di sudut ruangan ditemani keluarga lainnya.
Sejumlah perwira polisi juga hadir dan Kapolda Sumut Irjen Pol Paulus Waterpaw hadir memimpin upacara pemakaman Kompol Andi Chandra.

Telepon terakhir
Sumarni (59), Ibu kandung Kompol Andi Chandra tak kuasa menahan air mata saat menceritakan detik-detik sebelum mendapat kabar anaknya meninggal dunia.
Suaranya parau dan tersedu-sedu.
Sumarni mengisahkan, bahwa tidak ada firasat apa pun bahwa akan kehilangan anak pertamanya dari empat bersaudara.
Katanya, suara Andi Chandra yang terakhir kalinya, sempat didengarnya sebelum meninggal dunia lewat telepon.
"Gak ada firasat apa-apa sama sekali. Terakhir kali sedetik sebelum kejadian itu kami teleponan. Cuma karena ada hujan dan petir makanya dimatikan lah, ya udah lah gitu dulu, katanya. Gak percaya kali saya dapat kabarnya, saya bilang pun kalau kami baru teleponan. Langsung gak sanggup lagi saya dengarnya,"ujarnya.
Dalam perbincangan terakhir, Sumarni sempat menanyakan kepastian kapan Andi Chandra akan kembali pulang.
Menjelang lebaran, Sumarni sempat tanyakan apa tahun ini akan lebaran bersama seperti saban tahun.
"Pas telponan, biasa kan lebaran selalu pulang rayakan bersama. Saya tanya tahun ini pulang apa gak? Terus dia bilang belum tahu Mak," ungkap Sumarni sambil menyeka tetes air mata. (dyk/tribun-medan.com)
==
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Kisah Kompol Andi Chandra, Dari Anak si Tukang Kedai Sampah, Hingga Meninggal di Usia 37 Tahun!