PAN Ingin Gaet Gatot Nurmantyo, Sementara Partai Islam Ini Mengaku Kecewa Berat

PAN Ingin Gaet Gatot Nurmantyo, Sementara Partai Islam Ini Mengaku Kecewa Berat

Penulis: taryono | Editor: taryono
(Kompas.com/Sherly Puspita)
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo turut hadir dalam acara Maulid Akbar Nabi Muhammad SAW 1439 H yang digelar di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Jumat (1/11/2017). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA  - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PAN Viva Yoga Mauladi menyarankan, agar mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo berkomunikasi dengan sejumlah parpol yang belum memutuskan dukungan dalam Pilpres 2019.

Hal itu perlu dilakukan jika Gatot memang ingin maju Pilpres 2019.

Salah satu parpol yang belum memutuskan, kata Viva, adalah PAN.

Menurut dia, komunikasi itu bisa dilakukan lantaran Gatot memiliki kedekatan dengan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais.

"Kalau Gatot serius untuk running di pilpres dia harus melakukan komunikasi dengan parpol lain yang belum deklarasi. Salah satunya PAN. Kalau Pak Gatot dekat dengan Pak Amien (Rais)," kata Yoga di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/4/2018).

Soal kemungkinan dukungan PAN terhadap Gatot dalam Pilpres 2019, Viva mengatakan, hal itu masih menunggu perkembangan politik kedepan.

Namun, ia berharap Gatot bersedia menjadi kader PAN sebelum membicarakan pencalonan sebagai capres atau cawapres 2019.

"Itu tergantung komunikasi parpol. Kalau Gatot berkeinginan jadi kader PAN kami akan senang sekali. Ya, semuanya wait and see, surat keputusan partai satu pun belum ada yang keluar," ujar dia. 

Selain PAN, Partai Demokrat juga belum memutuskan dukungan dalam Pilpres 2019. PDI-P, Partai Golkar, Partai Nasdem, PPP dan Hanura sudah menyatakan dukungan terhadap Presiden Joko Widodo.

Namun, koalisi ini belum memutuskan siapa calon wakil presiden.

Baca: Suami Artis Cantik Ini Sempat Dikabarkan Bangkrut dan Jadi Sopir Taksi, Begini Kabarnya Sekarang

Baca: Hal-hal Menarik Seputar Kelahiran Anak Ketiga Kate Middleton dan Pangeran William

Partai Gerindra sudah memberi mandat kepada ketua umumnya, Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Sementara PKS menyodorkan sembilan kadernya untuk menjadi capres atau cawapres kepada parpol lain.

Adapun PKB mendeklarasikan dukungan terhadap Jokowi, namun dengan syarat cawapres yang dipilih adalah Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB.

Sebelumnya, Partai Keadilan Sejahtera atau PKS kecewa dengan sikap Gatot Nurmantyo, mantan panglima TNI yang sedang menjajaki peluang mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilu tahun 2019.

PKS merasa tak diprioritaskan oleh Gatot.

Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan, pimpinan partainya dan tim Gatot sebenarnya sudah menyepakati waktu bertemu pada awal April 2018.

Namun, menjelang pertemuan, Gatot tiba-tiba membatalkan.

"Pak Gatot ini pergi ke mana, begitu. Ya, buat saya, berarti dalam konteks itu, komunikasi dengan kami bukan prioritas. Sudah kami kasih (waktu), kok malah tidak jadi," ujar Sohibul di sela-sela milad ke-20 PKS Jakarta pada Jumat, 20 April 2018.

 
Meski demikian, Sohibul mengatakan, PKS pada dasarnya tetap terbuka menerima kemungkinan Gatot atau siapa pun untuk dicalonkan sebagai presiden.

Proses untuk mempertimbangkan pencalonan tentu saja sebelum KPU menetapkan peserta pemilu presiden pada Agustus.

Karena itu, PKS masih membuka pintu komunikasi sampai waktu pendaftaran capres-cawapres berakhir.

Semua masih mungkin sesuai dinamikan politik.

Namun, menurut Sohibul, Majelis Syura PKS tetap menjadi penentu kelayakan seseorang untuk diusung PKS.

Masuknya kandidat baru juga sekadar menambah sembilan nama kandidat peserta pilpres dari PKS yang sudah ditetapkan.

"Kalau ada yang mau masuk atas representasi PKS, kan Pak Gatot katanya ingin dicalonkan oleh PKS. Kalau itu, lewat Majelis Syura dulu. Tidak bisa tiba-tiba tambah jadi sepuluh (nama kandidat peserta pilpres)."

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved