Ada Kisah Miris di Balik Foto Menyentuh Dua Bocah Ini, Peristiwa yang Menguras Airmata
Ada Kisah Miris di Balik Foto Menyentuh Dua Bocah Ini, Peristiwa yang Menguras Airmata
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Kedua anak ini harus kehilangan kedua orang tuanya setelah mengalami kecelakaan parah.
Ia difoto memegang tangan satu sama lain pertama kalinya mereka sadar.
Baca: Diejek Karena Kondisi Wajahnya, Cewek Ini Biarkan Jerawatnya Tumbuh, Lalu Hidupnya Berubah!
Angie (8) dan Zachary Clemens (5) dirawat di rumah sakit setelah selamat dari tabrakan banteng mobilnya pada 7 April lalu.
Sebuah laporan mengatakan bahwa pengemudi dari mobil lainnya kehilangan kontrol atas kendaraannya dan masuk ke jalur berlawanan.
Angie pun mengalami gegar otak dan sempat koma.
Saat ia tersadar orang pertama yang ia cari adalah adiknya Zachary.
Kedua anak tersebut masih terlalu rentan untuk bertemu dan harus menunggu seminggu kemudian ketika Zachary sudah cukup baik sehingga bisa menaiki kursi roda.
Baca: Misteri Area Pendaratan UFO yang Dirahasiakan Militer AS
Baca: Sulit Orgasme, Wanita Ini Jalani Operasi G-Spot, Hasilnya Mengejutkan!
Baca: Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama, Pria Muda Ini Dianggap Gila karena Menikahi Nenek 72 Tahun
Dalam foto yang sangat menyentuh tersebut terlihat keduanya terbaring, keduanya pun menggunakan penyangga leher saat dirawat di RS Anak Cook di Fort Worth.
Adiknya yang berusia dua tahun Nicholas sudah dirawat dan dipulangkan, sedangkan Wyatt (4) masih dalam kondisi kritis dan masih sedang dalam penanganan.
Ia lumpuh di bagian kirinya setelah mengalami stroke.
Bibi dari Karisa, Teressa Burrell mengatakan: "Kejadian ini sungguh menyedihkan.
"Tulang punggung Zachary patah, tapi masih bisa merasakan kakinya dan itu luar biasa.
"Namun, saat harus melakukan operasi, paru-parunya sangat bekerja keras.
"Saat kami ingin membantu mereka menyadari realitanya saat mereka sadar, semoga mereka bisa mengerti bahwa kedua orang tua mereka sudah meninggal. Adik terkecil mereka pun sudah meninggal, dan ini menjadi sebuah tantangan tersendiri."
(Dimas Setiawan)
